Euro merosot ke level rendah baru dua pekan terhadap Dolar AS, di sesi perdagangan Kamis (07/Februari) sore ini. Hal itu disebabkan oleh keprihatinan para trader terhadap Outlook ekonomi Zona Euro yang kian hari kian suram.
Data terbaru yang dirilis sore ini menunjukkan bahwa Output industri Jerman kembali menurun. Negara ekonomi terbesar Zona Euro tersebut mencatatkan Output industri ke level -0.4 persen pada bulan Desember 2018; angka yang sangat jauh daripada ekspektasi kenaikan 0.7 persen. Data pada bulan sebelumnya pun tak lebih baik meskipun direvisi naik menjadi -1.3 persen.
Di sisi lain, Spanyol–yang juga merilis Output Industrinya sore ini– turut menyumbang penurunan ke level -6.2 persen year-on-year pada bulan Desember 2018, sangat jauh dari penurunan -2.3 persen saja yang diekspektasikan pasar.
Diwakili oleh data ekonomi kedua negara tersebut, Euro pun melemah terhadap Dolar AS. Terlebih lagi, kondisi ekonomi Zona Euro sangat kontras dibandingkan dengan kondisi Ekonomi AS. Ketua The Fed Jerome Powell, beberapa waktu lalu mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika masih solid dan sedang dalam bentuk yang bagus. Tingkat Pengangguran pun terbilang rendah. Walaupun demikian, Powell mengaku khawatir jika perlambatan ekonomi global akan berimbas buruk pada ekonomi Amerika.
Saat berita ini ditulis, EUR/USD turun 0.19 persen ke 1.1340. Sejak tanggal 4 februari, penurunan intraday EUR/USD sudah nyaris mencapai 1 persen.
Berikutnya, fokus utama para trader Euro hari ini adalah Forecast Ekonomi yang akan dipaparkan oleh Komisi Uni Eropa. Konsensus memperkirakan, akan ada revisi turun yang cukup tajam dalam pertumbuhan, terutama karena masalah Italia yang tak kunjung usai. Hingga saat ini, Uni Eropa belum mau meneken proposal anggaran Italia, walaupun berbagai rumor bernada optimis, masih yakin bahwa Italia akan menuruti syarat yang diajukan Uni Eropa.