Meski Jumlah Pengangguran di AS Bertambah, Wall Street Tetap Menguat

Ketiga indeks utama Wall Street melesat pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Hal ini didorong sentimen jumlah pengangguran tidak sebanyak yang diproyeksi analis.

Dilansir Reuters, Senin (11/5), Dow Jones Industrial Average naik 455,43 poin atau 1,91 persen menjadi 24.331,32, indeks S&P 500 naik 48,61 poin atau 1,69 persen menjadi 2.929,8, dan Nasdaq Composite menambahkan 141,66 poin atau 1,58 persen menjadi 9.121,32.

Semua 11 sektor S&P 500 positif, dipimpin oleh sektor energi yang naik 4,3 persen.

Kenaikan saham Apple (AAPL.O) 2,4 persen juga mengangkat indeks, setelah pembuat iPhone mengatakan akan membuka kembali sejumlah tokonya di AS mulai pekan ini.

Departemen Tenaga Kerja melaporkan, jumlah pengangguran mencapai 20,5 juta, ini lebih rendah dari proyeksi para analis dan ekonom yang sebanyak 22 juta. Meski demikian, jumlah pengangguran selama April 2020 tersebut merupakan yang paling tajam.

Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur rasa takut di Wall Street, turun 3,46 poin menjadi 27,98. Ini merupakan penutupan pertama di bawah 30 poin sejak 26 Februari.

Saham kembali bergerak naik sejak akhir Maret akibat pandemi virus corona, didorong stimulus moneter dan fiskal. Investor saat ini pun mengamati upaya sejumlah negara untuk memacu ekonomi, salah satunya dengan pelonggaran pembatasan.

Optimisme pasar juga didorong laporan AS dan perwakilan perdagangan China tengah membahas kesepakatan perdagangan fase I mereka.

Saham Uber Technologies (UBER.N) naik 6,0 persen setelah perusahaan mengatakan pemesanan layanan perlahan naik.

Saham Noble Energy (NBL.O) naik 13,5 persen setelah perusahaan mengatakan akan mengurangi produksi minyak dan selanjutnya memangkas belanja modal untuk mengatasi jatuhnya harga minyak.

Sekitar 10,1 miliar saham berpindah tangan di bursa saham AS, di bawah rata-rata harian 11,4 miliar selama 20 sesi terakhir.

 

Leave a Comment