Mengapa Fokus Penting dalam Membangun Sebuah Bisnis?

Apakah anda pernah melihat adegan di akhir film, di mana sehelai bulu terbang ke udara, dibawa oleh angin ke mana saja? Itu adalah contoh visual yang sempurna tentang apa yang tidak boleh dilakukan saat membangun sebuah bisnis. Agar sebuah usaha berhasil, diperlukan tingkat kefokusan yang luar biasa terhadap tujuan yang ingin dicapai, dan tidak membiarkan proyek kecil-kecil yang tidak begitu penting dari konsumen, investor, atau karyawan mengalihkan perhatian anda. Pengusaha yang bisa menjaga timnya tetap fokus dan tidak mudah terbawa arus adalah pengusaha yang berpeluang besar untuk sukses pada akhirnya.

Membangun Sebuah Bisnis Dengan Fokus: Pengalaman iExplore

Cara terbaik mendefinisikan fokus adalah memberikan contoh apa yang bukan fokus. Ya, mungkin saja bisnis anda benar-benar telah menjadi korban kehilangan fokus dalam beberapa saat terakhir. Salah satu contohnya adalah iExplore, yang merupakan sebuah portal konsumen untuk mencari dan membeli tour petualangan. Kelebihan utamanya adalah pemasaran kepada konsumen secara online, dan mengandalkan partner online untuk memandu perjalanan tersebut. Namun pada awalnya, iExplore tergoda untuk memasuki bisnis travel insentif untuk korporasi oleh salah satu kliennya. Ide untuk menjual 100 penumpang per booking (bukannya 2 per booking) terdengar cukup bagus bagi sebuah perusahaan baru yang sedang mencoba membangun sebuah bisnis.

membangun sebuah bisnis

Namun, saat mencoba membangun bisnis tersebut, pihak perusahaan menyadari bahwa bisnis travel insentif semacam ini digerakkan oleh tim penjualan B2B (Business-to-Business), bukan melalui pemasaran oleh konsumen. Sayangnya, perusahaan tidak memiliki tim yang tepat dan memiliki hubungan baik dengan para perencana. Selain itu, keahlian yang dibutuhkan untuk membangun sebuah bisnis yang sukses lebih dari sekedar ilmu pemasaran. Dibutuhkan para perencana event yang profesional agar berhasil dalam bidang ini; dan itu bukanlah model yang dibangun oleh iExplore.

Bagi banyak pengamat, upaya iExplore untuk masuk ke bisnis travel skala korporasi hampir sama dengan masuk ke lubang kelinci. Awalnya terlihat bagus, karena peluang finansial yang ditawarkan. Namun, jika tidak memiliki tim pemasaran dan tim operasional yang mumpuni, maka perusahaan pasti akan kewalahan. Akibatnya, tim yang ada tidak bisa bekerja secara fokus untuk melayani konsumennya. Jadi, poinnya adalah: jangan biarkan ‘selera musiman’ membuat anda masuk ke lubang kelinci, karena hal semacam ini jangan memberikan hasil yang baik dalam jangka panjang.

Jangan Menyamakan ‘Fokus’ dengan ‘Keras Kepala’

Masih melanjutkan cerita lain dari iExplore. Ada suatu titik sumbu dalam sejarah perjalanan iExplore, ketika perusahaan ini mencoba menjual iklan di website-nya. Sebenarnya, perusahaan ingin benar-benar fokus pada penghasilan dari bisnis travel saja, karena dikhawatirkan bahwa iklan akan membuat situs berantakan dan mengganggu kenyamanan pengguna. Namun, para eksekutif perusahaan tetap melakukan ujicoba dengan memasang iklan kecil di website perusahaan. Hasilnya adalah adanya aliran pendapatan baru, yang menawarkan margin profit hingga 75%. Angka ini tentunya jauh lebih besar daripada margin profit perusahaan yang hanya sekitar 10%.

Poinnya adalah: jika perusahaan memutuskan untuk hanya mengandalkan pendapatan dari bisnis travel, maka mereka akan kehilangan peluang yang lebih besar untuk mengembangkan bisnisnya ke media travel besar. Begitu perusahaan menyadari bahwa 30% dari penghasilannya mampu menggerakkan 75% profit perusahaan, maka tim mulai beralih arah menuju sesuatu yang kami pandang sebagai masa depan bagi usahanya.

Anda Hanya Bisa Membangun Sebuah Bisnis di Satu Waktu

Ketika iExplore membuat keputusan tersebut, fokus mereka beralih ke bisnis media dari bisnis travel. Peralihan fokus akan mengubah segalanya dari perspektif web design. Hal itu sangat menyita banyak perhatian di internal departemen travel, sehingga ada yang berfikir bahwa bisnis media tersebut mengganggu perusahaan secara keseluruhan. Akibatnya, sering terjadi percekcokan antara bisnis travel dengan bisnis media untuk mendapatkan dominasi di halaman web. Persaingan ini terlihat bahwa seolah-olah yang baik untuk satu pihak, menjadi buruk untuk pihak yang lain.

Namun, ada yang berpendapat bahwa dua lini bisnis yang saling bersaing satu sama lain justru akan menjadi penyeimbang di website atau blog, sehingga pengunjung tidak disibukkan dengan iklan yang terlalu banyak di halaman web. Sebenarnya, membangun bisnis media membutuhkan lebih sedikit orang, sementara profitabilitasnya 3 kali lipat. Sementara itu, peluang klien langganan juga lebih tinggi.

Untuk menetapkan tujuan utama perusahaan yang menjadi fokus perhatian tim manajemen, maka dibutuhkan proses perencanaan strategis bisnis secara formal. Sayangnya, sebagian besar pengusaha tidak memiliki pengetahuan tentang hal ini, atau mereka tidak memiliki waktu untuk menjalankan proses tersebut. Meskipun anda melakukannya secara singkat, jika anda bisa merancang rencana strategis  dengan baik, maka suara anda akan didengar oleh semua stakeholders.

Selain itu, anda juga bisa fokus pada tujuan yang benar untuk memaksimalkan keberhasilan bisnis dalam jangka panjang. Begitu tujuan sudah ditetapkan, maka tugas anda berikutnya adalah memastikan bahwa seluruh tim manajemen fokus untuk mencapai tujuan tersebut dan tidak terjebak pada lubang kelinci.

Tagged With :

Leave a Comment