Apakah anda ingin mencari konsumen sebanyak mungkin untuk usaha kecil anda? Anda tentu suka diberi masukan untuk mulai membangun jejaring bisnis (networking). Anda dapat bergabung dan mengikuti even-even bisnis dan mulai membagi-bagikan kartu bisnis. Cobalah mencari cara untuk ikut serta dalam berbagai diskusi di media sosial untuk menunjukkan bagaimana produk anda bisa membantu mengatasi masalah mereka.
Jujur saja. Ketika anda hadir di sebuah acara networking, anda tidak pernah berfikir tentang bagaimana anda bisa membantu orang lain yang anda temui. Anda justru berfikir sebaliknya, yakni bagaimana mereka bisa membantu anda. Anda mungkin hadir di sebuah event karena anda sedang mencari lebih banyak konsumen atau calon mitra bisnis.
Hal ini semakin diperburuk oleh fakta bahwa setiap orang di sekitar anda sedang berusaha agar kebutuhannya terpenuhi. Jadi, ruang sekitar anda dipenuhi oleh orang-orang yang tidak benar-benar peduli untuk membantu orang lain, dan orang-orang yang hadir di sana untuk kepentingan sendiri. Apakah anda pernah hadir di sebuah event bisnis, di mana anda mendapat puluhan kartu bisnis yang kemudian berakhir di tong sampah?
Membangun Jejaring Bisnis: Belajar dari Networking ala Italy
Jika anda pernah melakukan kesalahan seperti digambarkan di atas, yakni berusaha memenuhi kebutuhan sendiri saat melakukan networking, maka pelajaran yang diceritakan dalam sebuah post di Forbes dapat menjadi inspirasi bagi anda. Di Italy, sifat networking jauh lebih natural dibanding di negara lain, seperti di Amerika. Upaya membangun jejaring juga saling menguntungkan bagi kedua belah pihak (win-win). Bagaimana caranya?
Bayangkan kondisi di mana anda pergi ke pasar grosir yang menjual hasil pertanian. Anda mencoba meminta 1 buah tomat. Sang penjual keheranan dan bertanya dalam hati, “bagaimana mungkin seseorang di negara ini hanya membutuhkan satu buah tomat?” Ketika anda hendak membayar, penjual tersebut mengibaskan tangannya sebagai isyarat bahwa anda tidak perlu membayarnya, dan berkata “Ambil saja.” Padahal anda tidak saling kenal bukan?
Pada titik ini, anda belum melihat kaitannya dengan upaya membangun jejaring bisnis, bukan? Tapi ini adalah bentuk networking personal yang terjadi secara alamiah. Bayangkan, jika anda membutuhkan tomat atau produk pertanian lainnya di kemudian hari, siapa yang akan anda cari kelak? Penjual tersebut, bukan?
Bayangkan lagi situasi lainnya. Ketika anda bercerita bahwa anda membutuhkan sesuatu (misalnya, sebuah rumah, serta bantuan untuk menyelesaikan tugas-tugas administratif terkait perumahan, atau rekomendasi dokter yang tepat), lawan bicara anda akan bertindak cepat menelpon rekan, sahabat, atau saudara untuk mencari bantuan atau rekomendasi untuk anda. Kemudian, anda mendapatkan pelayanan sekelas karpet merah karena anda dianggap sebagai salah satu anggota keluarga, berkat panggilan telepon tadi. Intinya, apapun yang anda butuhkan, akan ada orang yang memberi rekomendasi dan bantuan secepat mungkin.
Kira-kira seperti itulah gambaran bagaimana orang Italy membangun jejaring bisnis. Di negara ini, selalu ada orang yang cocok untuk membantu apapun kebutuhan anda. Di satu sisi, anda mungkin merasa kurang nyaman bekerja sama dengan orang yang direkomendasikan kepada anda, faktanya tidak demikian. Di negara ini, terutama di wilayah pedesaan, semua orang saling mengenal. Ketika anda membantu seseorang, ia akan menceritakannya kepada setidaknya 10 orang.
Semangat networking di Italy adalah membantu menyelesaikan masalah orang lain. Kondisi ini bertentangan dengan semangat networking yang mungkin selama ini kita pegang, yakni, mencari orang lain untuk menyelesaikan masalah kiita. Lalu, bagaimana caranya menerapkan pendekatan baru dalam membangun jejaring bisnis seperti halnya prinsip networking di Italy?
Bagaimana Membangun Jejaring Bisnis Yang Sesungguhnya?
Menjadi ‘seseorang yang memberi solusi’ bisa jadi berarti memberikan produk terbaik disertai pelayanan prima. Anda mungkin perlu melakukan beberapa perbuatan baik, tanpa berorientasi pada bottom line perusahaan. Anda memberikan layanan cuma-cuma atau melakukan follow-up untuk memastikan konsumen merasa puas. Atau, anda berbagi nomor kontak dengan konsumen yang membutuhkan referensi atau rekomendasi untuk menyelesaikan masalahnya.
Satu hal lagi yang berbeda dari sistem networking di Italy adalah segala sesuatunya tidak terjadi secara instan. Mereka melakukan segala sesuatu dengan tidak menjadikan uang sebagai motif utama. Artinya, dalam bisnis, bisa jadi dibutuhkan lebih banyak waktu untuk mendapatkan sebuah deal. Tentunya, tidak semua budaya setuju dengan sistem seperti ini. Pada budaya tertentu, seperti di Amerika, upaya networking ala Italy bisa jadi dianggap pemborosan waktu. Seberapa banyak anda bisa membantu orang lain jika waktu anda terbuang banyak untuk mendengarkan masalah mereka?
Namun, ketika anda memandang negosiasi bisnis dan upaya membangun jejaring bisnis sebagai sebuah peluang untuk terhubung dengan manusia lainnya (bukan hanya untuk mengisi pundi-pundi keuangan anda), anda akan mengubah cara anda menjalankan bisnis agar lebih baik, dan setiap orang bisa terlibat di dalamnya. Jadi, cobalah mengambil pelajaran dari sistem networking di Italy. Perlambatlah langkah anda. Kenali orang lain agar networking terbangun secara otentik. Cari cara untuk membantu tanpa melihat potensi keuntungannya sebagai prioritas utama. Bisa? Tentunya.
Tagged With : manajemen bisnis • pemasaran bisnis