Belanja iklan digital mengalami peningkatan secara dratis dalam beberapa tahun terakhir. Namun, di antara usaha kecil di Amerika Serikat, 47% mengalokasikan belanja kurang dari $10,000 untuk pemasaran. Bagi sebagian orang, angka ini mungkin terdengar terlalu hemat, namun perusahaan tersebut bisa jadi memiliki ide yang benar. Belanja iklan lebih besar belum tentu membawa hasil yang terbaik. Sebenarnya, yang lebih penting adalah bagaimana memaksimalkan digital margeting dengan biaya yang lebih kecil.
Faktanya, ada perbedaan antara belanja dengan kinerja digital marketing. Artinya, jumlah uang yang dihabiskan untuk pemasaran tidak menjamin kesuksesan atau kegagalan. Lalu, apa penyebab terjadinya gap seperti ini, dan bagaimana cara menutupnya? Bagaimana anda bisa mendapatkan hasil maksimal dari belanja pemasaran yang sudah ada?
Mengapa Digital Marketing Gagal di Tahun 2022
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas tidak semuanya berkaitan dengan aspek kuantitatif dari biaya pemasaran, namun lebih ke aspek kualitatif tentang bagaimana memaksimalkan digital marketing dengan uang yang ada. Berikut adalah beberapa alasan adanya gap antara belanja pemasaran dengan kinerja pemasaran semakin melebar, khususnya di Tahun 2022:
Analisis Data adalah ‘Nama Permainan’ di Tahun 2022
Sayangnya, banyak yang gagal memainkan Analisis Data di tahun lalu. Ketika kita berbicara tentang investasi digital marketing, fokus kita selalu belanja untuk komponen-komponen pemasaran yang sama, terutama storytelling dan optimasi website. Namun di Tahun 2022, analisis data mendapatkan perhatian jauh lebih besar. Melalui analisis data, kita bisa mendapatkan profil ‘persona pembeli’ secara lebih terarah.
Isunya adalah bahwa kebanyakan teknologi yang digunakan untuk membuat agregat dan menganalisis data tersebut semakin kompleks dari hari ke hari. Dibutuhkan banyak waktu untuk memahami teknologi yang terus berubah ini. Akibatnya, waktu anda untuk fokus pada bagian marketing yang sesungguhnya semakin sedikit. Selain itu, diperlukan keahlian yang berbeda untuk menginterpretasikan output data secara efektif. Kemampuan seperti ini tidak selalu dimiliki oleh tim marketing perusahaan.
Konversi Data ke Indikator Yang Terukur Tidaklah Mudah
Kita memiliki akses terhadap data yang jumlahnya sangat banyak. Namun, tidak semua marketer bisa mengkonversi data ini menjadi alat ukur kunci, sehingga data yang ada justru memicu keraguan. Salah satu alasannya adalah karena mudahnya mengakses informasi saat ini membuat tenaga marketing tidak sabaran. Mereka ingin meningkatkan skala marketing dengan cepat. Akibatnya, mereka mengumpulkan banyak informasi tanpa konteks. Data tanpa konteks pada akhirnya akan menjadi penghalang dalam mempertahankan kecepatan proses pengambilan keputusan. Selain itu, terkadang sulit memisahkan antara sinyal dengan noise dalam kumpulan data tersebut.
Volume tidak selalu berarti nilai, dan terkadang, layanan agregasi data justru dapat membombardir anda dengan informasi yang tidak tersaring. Menarik kesimpulan atau alat ukur kinerja dari data yang tidak tepat atau tidak relevan bisa menyebabkan tim anda mengambil keputusan yang tidak tepat atau justru memperkuat bias informasi yang sudah ada. Informasi laksana pedang bermata dua. Pastikan anda sudah berada di sisi yang tepat.
Memetakan Perjalanan Konsumen Semakin Sulit
Jika ingin memaksimalkan digital marketing, maka anda harus mengetahui peta konsumen anda. Dunia bisnis saat ini fokus untuk menjangkau konsumen mereka menggunakan berbagai media, seperti blog, vlog, platform sosial, dan aplikasi pihak ketiga. Sifatnya yang bisa digunakan di berbagai platform membuat pemetaan perjalanan konsumen semakin rumit. Tantangan ini semakin diperrumit oleh tingkat perubahan yang sangat cepat.
Ketidakseimbangan pada cetak biru perjalanan konsumen anda secara luas juga bisa memicu distorsi feedback data, yang pada akhirnya memicu kesalahan pada alat ukur kinerja. Akibatnya, efektivitas ekosistem perjalanan konsumen anda menjadi tersamarkan. Jadi, untuk memaksimalkan digital marketing, anda memerlukan informasi yang cukup. Namun, menganalisasi, menyajikan, dan memanfaatkannya untuk pengambilan keputusan juga tidak kalah pentingnya.
Bagaimana Memaksimalkan Digital Marketing Anda?
Pertanyaan selanjutnya tentunya bagaimana memaksimalkan anggaran yang ada. Mulailah dengan memiliki satu platform atau media yang akan difokuskan. Menyebarkan ‘wider’ lebih luas mempermudah anda ‘menangkap ikan,’ namun filosofi yang sama tidak begitu berlaku di dunia internet. Memilih seluruh platform untuk memasarkan produk atau jasa dari awal bisa menyebabkan pemborosan waktu, jika bisnis anda masih kecil. Mengumpulkan jumlah data pemasaran yang tidak memadai dapat memicu masalah yang sama dan membuat seluruh analisa yang anda lakukan tidak berguna.
Mulailah dari skala kecil. Terapkan prinsip Pareto, yang juga dikenal dengan Hukum 80/20, saat memilih platform untuk menyebarluaskan pesan tentang bisnis anda. 20% sumber trafik menghasilkan 80% hasil yang baik. Jadi, pilih satu yang berfungsi dengan baik, dan fokuskan pada platform tersebut. Fungsionalitas jauh lebih baik daripada kuantitas.
Kemudian, kontrol anggaran dan target anda. Fokuskan pada platform yang bisa anda kendalikan berdasarkan anggaran yang anda miliki, sehingga anda bisa membuang bagian-bagian yang tidak penting. Terakhir, jangan tergesa-gesa menaikkan target. Lakukan secara perlahan dengan strategi yang tepat. Dengan demikian, anda bisa memaksimalkan digital marketing, meski anggaran anda terbatas.
Tagged With : marketing • pemasaran bisnis • Strategi Pemasaran Produk