Keuntungan besar dialami oleh indeks saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street pada hari Jumat, 11 April 2025. Keuntungan ini terjadi setelah minggu yang penuh gejolak dan fluktuasi liar yang disebabkan oleh kekacauan perang dagang multi-front yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump.
Berikut adalah poin-poin penting dari artikel tersebut:
-
Kenaikan Indeks: Ketiga indeks utama AS mencatatkan kenaikan tajam pada akhir sesi perdagangan:
- Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 1,56% menjadi 40.212,71.
- S&P 500 (.SPX) naik 1,81% menjadi 5.363,36.
- Nasdaq Composite (.IXIC) naik 2,06% menjadi 16.724,46.
-
Penyebab Volatilitas: Fluktuasi pasar sepanjang minggu disebabkan oleh:
- Penangguhan tarif atas barang-barang Eropa.
- Eskalasi perang dagang antara AS dan China, di mana Beijing membalas kenaikan tarif AS dengan menaikkan tarif efektif menjadi 145%.
-
Tingkat Volatilitas: Perbedaan antara harga tertinggi dan terendah mingguan untuk S&P 500 adalah yang terlebar sejak akhir Maret 2020, saat awal pandemi COVID-19.
-
Kinerja Mingguan: Meskipun terjadi volatilitas harian, indeks-indeks utama mencatatkan kinerja mingguan yang positif:
- S&P 500 dan Dow mencatatkan persentase kenaikan mingguan terbesar sejak November 2023.
- Nasdaq mencatatkan kenaikan persentase mingguan terbesar sejak November 2022.
-
Faktor Pendukung Kenaikan Jumat: Kenaikan tajam pada hari Jumat didukung oleh:
- Jaminan dari Presiden Federal Reserve Boston, Susan Collins, mengenai kesiapan The Fed untuk menjaga pasar keuangan tetap berfungsi jika diperlukan.
- Dimulainya musim pendapatan kuartal pertama dengan laporan laba yang lebih baik dari perkiraan dari bank-bank besar seperti JPMorgan Chase, Morgan Stanley, dan Wells Fargo.
-
Kekhawatiran yang Meredam Antusiasme: Meskipun laporan laba bank bagus, kekhawatiran mengenai potensi perlambatan ekonomi akibat perang dagang meredam antusiasme terhadap sektor keuangan.
-
Proyeksi Laba yang Lebih Rendah: Analis saat ini memperkirakan pertumbuhan laba agregat S&P 500 untuk kuartal I 2025 sebesar 8,0%, lebih rendah dari perkiraan awal kuartal sebesar 12,2%.
-
Data Ekonomi Campuran:
- Indeks Harga Produsen (IHP) secara tak terduga turun 0,4% pada bulan sebelumnya, mengindikasikan inflasi yang mereda di tingkat produsen.
- Namun, sentimen konsumen memburuk, dan ekspektasi inflasi satu tahun melonjak menjadi 6,7%, level tertinggi sejak 1981.
-
Komentar Pejabat The Fed Lain: Presiden Federal Reserve New York, John Williams, menyatakan bahwa ekonomi AS tidak memasuki periode stagflasi dan The Fed akan bertindak untuk mencegahnya.
-
Kinerja Sektoral: Seluruh 11 sektor utama di S&P 500 berakhir di zona positif, dengan sektor material dan teknologi mencatatkan kenaikan persentase terbesar.
-
Proyeksi Citi yang Direvisi: Citi menurunkan target akhir tahun untuk S&P 500 menjadi 5.800 dari 6.500, dengan alasan tarif perdagangan dan tanda-tanda perlambatan ekonomi.
-
Aktivitas Perdagangan: Jumlah saham yang naik melebihi jumlah saham yang turun di NYSE dan Nasdaq. Volume perdagangan juga sedikit lebih tinggi dari rata-rata 20 hari perdagangan terakhir.
Kesimpulan:
Secara keseluruhan, artikel ini menggambarkan minggu yang penuh ketidakpastian dan volatilitas di pasar saham AS akibat kebijakan perdagangan Donald Trump. Meskipun demikian, pasar berhasil mencatatkan keuntungan besar pada hari terakhir minggu perdagangan, didukung oleh jaminan dari pejabat The Fed dan laporan pendapatan awal yang positif dari sektor perbankan. Namun, kekhawatiran mengenai dampak perang dagang terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi jangka pendek masih membayangi sentimen investor.