Kenaikan Imbal Hasil Treasury & Sentimen Inflasi Naik Berimbas Wall Street Melemah

PADA pedagangan Selasa (28/9/2021), saham-saham Wall Street berakhir melemah tajam dalam aksi jual luas yang didorong oleh kenaikan imbal hasil Treasury AS. Hal tersebut memperdalam kekhawatiran atas inflasi yang terus-menerus, dan negosiasi pagu utang yang kontroversial di Washington.

Dow Jones Industrial Average turun 569,38 poin atau 1,63 persen menjadi 34.299,99, S&P 500 kehilangan 90,48 poin atau 2,04 persen pada 4.352,63, dan Nasdaq Composite turun 423,29 poin, atau 2,83 persen menjadi 14.546,68.

Setengah dari komponen S&P 500 ditutup 10 persen atau lebih di bawah level tertinggi. Itu termasuk 63 saham yang jatuh 20 persen atau lebih.

“Gambaran besarnya adalah lonjakan imbal hasil yang tiba-tiba dalam seminggu terakhir, yang telah menyebabkan mentalitas ‘jual dulu, ajukan pertanyaan kemudian’,” kata Ryan Detrick, ahli strategi pasar senior di LPL Financial di Charlotte, North Carolina, seperti diberitakan Reuters.

“(Tapi) ada banyak faktor yang membebani sentimen hari ini,” tambah Detrick.

Negosiasi di Washington dengan plafon utang dan tagihan pengeluaran dan potensi pajak yang lebih tinggi telah membebani investor secara keseluruhan dan telah menyebabkan aksi jual yang cukup besar.

Indeks acuan juga menetapkan arah untuk kinerja kuartalan terlemahnya sejak pandemi COVID membuat ekonomi global bertekuk lutut. Kelemahan masuk ke sebagian besar kelas aset termasuk emas, menunjukkan sentimen risk-off yang meluas.

Imbal hasil Treasury AS terus meningkat, dengan imbal hasil 10 tahun mencapai level tertinggi sejak Juni, ekspektasi inflasi memanas dan kekhawatiran tumbuh bahwa Federal Reserve AS dapat mempersingkat waktunya untuk pengetatan kebijakan moneternya.

Menteri Keuangan Janet Yellen memperkirakan inflasi akan berakhir pada 2021 mendekati 4 persen. Ia memperingatkan anggota parlemen kegagalan mereka untuk mencegah penutupan pemerintah, karena negara itu semakin dekat dengan kemampuan pinjamannya yang dapat menyebabkan “bahaya serius” bagi perekonomian.

Partai Republik di Senat tampaknya akan menghentikan upaya Demokrat untuk memperpanjang otoritas pinjaman pemerintah dan menghindari potensi gagal bayar kredit AS.

Sebuah laporan Conference Board menunjukkan kepercayaan konsumen melemah secara tak terduga pada bulan September ke level terendah sejak Februari.

Volume di bursa saham AS adalah 12,27 miliar saham. Lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 10,37 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

TERTEKAN

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi tertekan terbata hari ini. CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan laju IHSG akan bergerak di level support 5.969 dan level tertinggi 6.202 di sepanjang perdagangan hari ini. Kemarin, Selasa (28/9), IHSG ditutup melemah ke level 6.113,11 atau turun 0,15 persen.

“Pergerakan IHSG masih menunjukkan pola tekanan terbatas,” tulis William dalam risetnya, Rabu (29/9). Menurut William, sentimen yang masih minim serta roda perekonomian yang masih melambat menjadi tantangan tersendiri bagi emiten yang berada dalam pasar modal.

Hal ini membuat belum terlihat pemicu yang dapat mendorong kenaikan IHSG. Meski demikian, tekanan ini menurut William bisa menjadi momentum berharga khususnya bagi investor jangka menengah dan panjang.

“Sebab apabila kondisi kian membaik maka kinerja emiten pada kuartal ke III diharapkan dapat mendorong kenaikan IHSG di masa yang akan datang,” ujarnya.

Berikut beberapa saham unggulan yang direkomendasikan William:

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).

 

Leave a Comment