Kekhawatiran Virus Corona Masih Selimuti Wall Street

Indeks utama Wall Street kembali jatuh pada penutupan perdagangan pekan lalu. Kekhawatiran runtuhnya pertumbuhan ekonomi akibat penyebaran virus corona semakin intensif.

Laporan Reuters, Senin (9/3), Dow Jones Industrial Average turun 256,23 poin atau 0,98 persen menjadi 25.865,05, indeks S&P 500 kehilangan 51,54 poin atau 1,70 persen menjadi 2.972,4 dan Nasdaq Composite turun 162,98 poin atau 1,87 persen menjadi 8.575,62.

Namun demikian, selama pekan lalu S&P 500 naik tipis 0,6 persen, Dow menambahkan 1,8 persen, dan Nasdaq naik 0,1 persen.

Hingga Jumat pekan lalu, jumlah orang yang terinfeksi virus corona atau covid-19 itu melampaui 100.000 kasus di seluruh dunia. Wabah itu terus menjalar ke lebih banyak negara dan ancaman kerusakan ekonomi semakin meningkat.

Pasar keuangan juga telah diperdagangkan secara liar selama lebih dari dua pekan ini. Bahkan S&P 500 sempat turun di titik terendah hingga 4 persen, sebelum akhirnya pulih dan berakhir di bawah 2 persen.

Imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS atau US Treasury juga terus menurun dalam dua minggu ini. Yield US Treasury bertenor sepuluh tahun turun ke level 0,68 persen pada Jumat.

Yield yang menurun tajam itu dinilai mencerminkan kepanikan investor, sejalan dengan banyaknya yang menaruh dana di instrumen safe haven tersebut.

Harga minyak pun turun 10 persen, usai produsen utama minyak dunia gagal mencapai kesepakatan untuk mengurangi produksi karena permintaan yang turun.

Sementara itu, sentimen bertambahnya 273.000 pekerjaan di AS selama Februari 2020 belum mampu mengangkat ketiga indeks utama.

Bahkan ketika Presiden Trump yang menganggarkan USD 8,3 miliar untuk penanganan virus corona di AS pun belum mampu membawa sentimen positif di pasar keuangan.

“Respons kebijakan yang paling penting saat ini adalah kesehatan masyarakat, pengujian, perawatan, karantina, pelacakan kontak, jarak sosial, dan penguncian,” ujar John Normand, ahli strategi lintas aset di JPMorgan Chase, seperti dilaporkan New York Times.

Saham operator kapal pesiar Carnival Corp dan Royal Caribbean Cruises Ltd turun masing-masing 2,6 persen dan 1,2 persen, setelah Trump mempertimbangkan sejumlah langkah untuk mencegah para pelancong naik kapal pesiar di AS.

“Langkah-langkah yang diambil dapat mengurangi aktivitas perdagangan dan konsumen, dan pasar meresponsnya,” kata Emily Roland, kepala strategi investasi di John Hancock Investment Management di Boston

Saham Starbucks Corp turun 1,1 persen setelah perusahaan memperkirakan penjualan di China anjlok 50 persen di kuartal I ini.

Saham Costco Wholesale Corp turun 1,4 persen, perusahaan ritel ini mengatakan terus mengupayakan untuk memenuhi permintaan barang-barang kebutuhan pokok, termasuk disinfektan.

Sebanyak 14,20 miliar saham berpindah tangan selama pekan lalu, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 10,54 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

 

Leave a Comment