Walaupun data ekonomi Amerika Serikat mencatat penurunan klaim mingguan tunjangan pengangguran yang sempat mengerek bursa saham, namun pada perdagangan Kamis (30/12/2021) kemarin, Wall Street ditutup melemah.
Dikutip dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,25 persen atau 90,55 poin menjadi 46.398,08, indeks S&P 500 turun 0,30 persen atau 14,33 poin menjadi 4.778,73, dan Nasdaq Composite turun 0,16 persen atau 24,65 poin menjadi 15.741,56.
Dengan satu hari perdagangan tersisa di tahun 2021, indeks S&P 500 tercatat mengakhiri tahun dengan menguat lebih dari 27 persen, kemudian indeks Nasdaq naik sekitar 23 persen, dan indeks Dow Jones sedikit lebih rendah yaitu naik 20 persen.
Dengan hasil tersebut, masing-masing indeks utama Wall Street bersiap untuk lonjakan tahunan tertajam ketiga sejak 1997-1999.
Sementara itu, investor menyambut baik data laporan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat. Dalam laporan tersebut mencatat jumlah klaim pengangguran turun menjadi 198.000 pada pekan menjelang natal, dari yang berjumlah 206.000 pada pekan sebelumnya.
Dalam data lainnya, indeks manajer pembelian (PMI) Chicago berada di level 63,1, meningkat 1,3 poin secara bulanan, dan 1,1 poin di atas konsensus. Hal tersebut menandakan aktivitas yang diperluas pada bulan sebelumnya.
Ekuitas telah mulai bergerak baru-baru ini dengan volume perdagangan paling tipis yang pernah dilihat di bursa saham. Hal ini karena musim liburan tiba. Investor didorong oleh semakin banyak bukti bahwa varian Omicron menyebabkan infeksi yang tidak terlalu parah dibandingkan varian Delta.
Chief Market Strategies LPL Finacial Charlotte, Ryan Detrick mengatakan bahwa kondisi ekonomi terus membaik ditunjukkan oleh klaim pengangguran yang turun.
“Data produsen yang kuat dari Chicago dan klaim pengangguran terus menunjukkan ekonomi yang cukup sehat, menghilangkan kekhawatiran lanjutan atas varian Omicron,” kata Detrick.
Detrick juga memperingatkan bahwa volume perdagangan musim liburan yang rendah bisa memperbesar pergerakan harga.