Investor Tunggu Penerapan Tarif Impor China, Wall Street Tergelincir

Indeks saham utama AS atau Wall Street tergelincir pada penutupan perdagangan Selasa (10/12). Investor masih menunggu pengenaan tarif baru impor China pada 15 Desember mendatang serta sengketa dagang AS-China yang tak juga mencapai kesepakatan.

Dilansir Reuters, Rabu (11/12), Dow Jones Industrial Average turun 27,88 poin atau 0,1 persen menjadi 27.881,72, indeks S&P 500 kehilangan 3,44 poin atau 0,11 persen menjadi 3.132,52, dan Nasdaq Composite turun 5,64 poin atau 0,07 persen menjadi 8.616,18.

Wall Street sempat meningkat ketika laporan Wall Street Journal menyebut pemerintah AS dan China akan menunda tarif baru tersebut. Namun Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow membantah kabar tersebut.

Dalam perkembangan lain yang terkait perdagangan, Kanada, Meksiko, dan AS sepakat untuk merombak pakta perdagangan regional mereka yang telah berusia seperempat abad. Namun sebagian besar investor tak merespons hal tersebut.

Investor justru menunggu keputusan bank sentral AS yang akan mengumumkan kebijakan moneternya hari ini. Mereka berharap The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate.

Sepanjang tahun ini, S&P 500 telah meningkat 25 persen. Hal ini didorong oleh penurunan suku bunga The Fed, keuntungan perusahaan, serta peningkatan sentimen investor pada perdagangan.

Saham di Autozone Inc (AZO.N) melonjak 6,9 persen setelah laba kuartalan peritel onderdil kendaran bermotor ini mengalahkan estimasi.

Sementara itu, saham Boeing Co (BA.N) merosot 0,9 persen, setelah perusahaan pembuat pesawat ini hanya mengirimkan 345 pesawat sepanjang tahun ini, lebih sedikit dibandingkan periode yang sama tahun lalu hingga 704 pesawat.

Saham Netflix Inc (NFLX.O) juga turun 3,1 persen, setelah analis Needham menurunkan peringkat layanan streaming film ini dan memprediksi Netflix akan kehilangan 4 juta pelanggan premium di AS tahun depan karena ketatnya persaingan.

Sekitar 6,3 miliar saham berpindah tangan di Wall Street, di bawah rata-rata 6,7 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.

 

Leave a Comment