Investor Masih Khawatir Virus Corona, Wall Street Bervariasi

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan Kamis (23/1). Berita mengenai virus corona yang telah memasuki AS masih menggoyang optimisme investor.

Dilansir Reuters, Jumat (24/1), Dow Jones Industrial Average turun 26,18 poin atau 0,09 persen menjadi 29.160,09. Sedangkan indeks S&P 500 naik 3,79 poin atau 0,11 persen menjadi 3,325.54, dan Nasdaq Composite menambahkan 18,71 poin atau 0,2 persen menjadi 9.402,48 .

Kenaikan S&P dan Nasdaq terjadi sebelum adanya laporan Gilead Sciences Inc, yang menilai obat untuk Ebola mungkin cocok untuk pengobatan virus corona.

Ketika pemerintah China mengisolir jutaan orang untuk mengendalikan wabah virus, yang telah merenggut 18 juta nyawa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru mengatakan kasus ini ‘terlalu dini’ untuk darurat kesehatan global.

“Berita mengenai virus ini akan dimanfaatkan oleh para pedagang saham (broker),” kata Chuck Carlson, kepala eksekutif di Horizon Investment Services di Hammond, Indiana.

Virus corona telah menekan pasar keuangan global. Padahal musim pelaporan kinerja kuartal IV 2019 telah dimulai.

Para analis sekarang memperkirakan laba kuartal IV 2019 dari seluruh saham akan mengalami penurunan 0,7 persen dibandingkan tahun lalu.

“Hari ini kami memiliki situasi pasar yang datar, yang akan menunjukkan bahwa pasar merasa nyaman dengan hasil pendapatan saat ini, kami berharap pasar meningkat memasuki musim pendapatan,” kata Carlson.

Dari sebelas sektor utama dalam S&P 500, enam di antaranya ditutup memerah. Sektor kesehatan mengalami persentase penurunan tertinggi, sedangkan sektor industri memperoleh keuntungan terbesar.

Saham asuransi Travelers Cos Inc (TRV.N) turun 5,1 persen dan merupakan hambatan terbesar pada Indeks Dow Jones. Padahal perusahaan melaporkan laba kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, dengan keuntungan underwriting meningkat tiga kali lipat.

Comcast Corp (CMCSA.O) turun 3,8 persen, setelah perusahan layanan tv kabel ini kehilangan banyak pelanggan.

Hasil kinerja Freeport-McMoRan (FCX.N) juga di atas harapan dan proyeksi analis, tapi investor fokus pada penurunan produksi di Indonesia. Sahamnya turun 2,8 persen.

Sementara itu, Union Pacific Corp (UNP.N) naik 3,5 persen, setelah operator kereta api ini mengatakan perjanjian dagang AS-China Fase I akan membalikkan volume penumpang yang selama ini merosot.

Netflix (NFLX.O) melonjak 7,2 persen, setelah adanya laporan raksasa media Comcast, akan terus kehilangan pelanggan.

Volume perdagangan di Wall Street mencapai 7,52 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 6,87 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir. (*)

 

Leave a Comment