Pada perdagangan Rabu (22/9) waktu Amerika Serikat, Wall Street kembali bangkit setelah sempat tumbang karena potensi gagal bayar raksasa properti China Evergrande Group di awal pekan. Ditopang saham teknologi dan keuangan, tiga indeks utamanya menghijau.
Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 475,84 poin atau 1,40 persen menjadi 34.395,68, S&P 500 (.SPX) naik 54,62 poin atau 1,25 persen menjadi 4.408,73, dan Nasdaq Composite (. IXIC) mendapat 169,77 poin atau 1,16 persen menjadi 14.916,92.
Kemarin S&P (.SPX) dan Dow (.DJI) berada di posisi terbaiknya dalam dua bulan terakhir setelah unit utama Evergrande mengatakan telah menegosiasikan kesepakatan dengan pemegang obligasi untuk menyelesaikan pembayaran bunga pada obligasi domestik.
Respons tersebut menenangkan hati investor atas kemungkinan gagal bayar perusahaan China itu yang bisa mengguncang keuangan global.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq (.IXIC) menghijau didorong saham teknologi kelas kakap, sedangkan Dow Jones dipicu pergerakan saham bank-bank yang melacak imbal hasil Treasury.
Investor Tunggu Hasil The Fed
Dikutip dari Reuters, Kamis (24/9), setelah pasar diguncangkan karena Evergrande, saat ini investor sedang menunggu isyarat kebijakan dari pertemuan Bank Sentral AS, The Fed, salah satunya mengurangi pembelian aset atau tapering off.
Pertemuan The Fed dijadwalkan pada pukul siang ini, di mana bank mungkin dapat mengungkap rencana untuk mulai mengurangi langkah-langkah stimulus besar-besaran terkait virus corona.
Penjualan ritel dan aktivitas pabrik yang tinggi bulan ini telah memperkuat ekspektasi bahwa pengumuman tapering dari The Fed paling lambat September.
Tetapi kelemahan di pasar saham membuat para analis mempertanyakan apakah The Fed akan mengambil risiko volatilitas lebih lanjut, mengingat bahwa setiap pengumuman konkret tentang pengurangan kemungkinan akan memicu lebih banyak penjualan saham.
“Gejolak pasar saham dan ketidakpastian fiskal akan memberi Ketua Fed Jerome Powell alasan yang nyaman untuk mengulangi niatnya untuk mengurangi, tetapi memungkinkan dia untuk gagal benar-benar berkomitmen untuk memulai bulan November,” kata Danielle DiMartino Booth, CEO dan kepala strategi Kecerdasan Quill.
Terlepas dari kenaikan Wall Street hari ini, analis mempertanyakan apakah saham akan mempertahankan momentumnya, mengingat lonjakan tajam dalam volatilitas yang terlihat minggu ini.
“Kami akan melihat sedikit lebih banyak volatilitas sampai ada pemimpin baru yang memimpin,” kata Paul Feinstein, CEO Audent Global Asset Management.
Menurutnya, pasar mencoba mencerna seperti apa yang akan terjadi dalam enam hingga sembilan bulan ke depan, terutama dengan semua berita yang keluar dari China.
DIPREDIKSI MENGUAT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (23/9), di tengah kekhawatiran potensi pengurangan pembelian aset (tapering off) oleh Bank Sentral Amerika Serikat.
Analis Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christopher Jordan, mengatakan secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low mengindikasikan ada potensi menguat jangka pendek. Namun, penguatan diperkirakan hanya bersifat sementara.
Dennies memprediksi IHSG bergerak pada Resistance 2 di level 6.160, Resistance 1 di level 6,134, Support 1 di level 6.070, dan Support 2 di level 6.032.
“Pergerakan pasar saham masih dibayangi kekhawatiran akibat rencana Tapering The Fed dan akan dipengaruhi akan keputusan suku bunga The Fed. Kekhawatiran akan kasus gagal bayar Evergrande sedikit memudar,” katanya dalam riset harian.
Direktur Utama Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya juga memprediksi indeks saham bakal bergerak terbatas di level 5.969 hingga 6.202.
Menurut dia, pergerakan IHSG terlihat sedang mengalami teknikal rebound pasca berada dalam tekanan pada beberapa waktu sebelumnya. Selama resisten level terdekat belum mampu ditembus maka IHSG masih memiliki potensi untuk kembali melemah.
“Selain itu fluktuatif harga komoditas serta nilai tukar rupiah belum akan memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG mengingat kondisi sektor riil yang masih melambat. Hari ini IHSG berpotensi bergerak dalam rentang terbatas,” terangnya.
Berikut saham rekomendasi yang layak dicermati: BBCA, ITMG, UNVR, AALI, TLKM, SMGR, JSMR, BBRI. (*)