Pada perdagangan Selasa (23/11/2021), Saham Wall Street ditutup bervariasi. Sementara karena investor bersiap untuk kenaikan suku bunga pada tahun 2022 setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell ditetapkan untuk masa jabatan kedua, dolar AS tergelincir dari level tertinggi dalam 16 bulan.
Dikutip dari Reuters, Rabu (24/11), Dow Jones Industrial Average naik 0,54 persen menjadi berakhir pada 35.813,28 poin, sedangkan S&P 500 .SPX naik 0,17 persen menjadi 4.690,69. Sementara Nasdaq Composite turun 0,5 persen menjadi 15.775,14.
Saham Eropa merosot ke level terendah karena kenaikan kasus COVID-19, menimbulkan kekhawatiran pembatasan yang lebih ketat. Di sisi lain, harga minyak melonjak ke level tertinggi.
Lira Turki anjlok 15 persen dan jatuh ke rekor terendah lainnya selama hari terburuk kedua karena investor panik setelah Presiden Tayyip Erdogan mempertahankan penurunan suku bunga baru-baru ini dan menunjukkan sedikit kekhawatiran terhadap kenaikan inflasi.
Sementara itu kenaikan imbal hasil Treasury membebani saham teknologi m AS dan menekan indeks Nasdaq.
Presiden AS Joe Biden pada hari Senin menunjuk Powell sebagai ketua Fed untuk kedua kalinya. Sementara Lael Brainard, ditetapkan sebagai wakil ketua. Berita itu awalnya mendukung saham Wall Street, namun kemudian pergerakan pasar mundur di sore hari dengan S&P 500 dan Nasdaq Composite ditutup jauh dari level tertinggi sepanjang masa.
TERTEKAN
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak tertekan terbatas hari ini. Head of Research MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, laju IHSG akan bergerak di level support 6.682 dan level tertinggi 6.758 sepanjang perdagangan hari ini. Kemarin, Selasa (23/11), IHSG ditutup melemah 0,68 persen ke level 6.677,87.
“Kombinasi turunnya harga komoditas disertai beragamnya penutupan Indeks di Wall Street di tengah naiknya yield obligasi AS dan EIDO membuat ada peluang terjadinya tekanan atas IHSG,” tulis Edwin dalam risetnya, Rabu (24/11).
Untuk perdagangan hari ini, Edwin merekomendasikan saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Timah Indonesia Tbk (TINS), PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Sementara itu, CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pergerakan IHSG terlihat kembali pada pola tekanan terbatas setelah upaya untuk mencatatkan ATH secara intraday belum berhasil.
Menurut William, minimnya sentimen serta terjadinya perlambatan roda perekonomian masih menjadi tantangan tersendiri bagi pasar modal Indonesia. Hal ini menyebabkan pasar modal belum memiliki booster yang dapat mendorong kenaikan IHSG dalam beberapa waktu mendatang.
“Meski demikian momentum tekanan masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor baik jangka pendek, menengah maupun panjang, dikarenakan dengan pergerakan fluktuatif yang terjadi dalam IHSG dapat dimanfaatkan untuk melakukan trading ataupun investasi jangka pendek,” ujarnya.
Berikut beberapa saham unggulan yang direkomendasikan William: PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Astra International Tbk (ASII), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).