Indeks utama Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan Rabu (25/11). Indeks Dow dan S&P 500 ditutup lebih rendah karena memuncaknya angka pengangguran di AS.
Sementara Nasdaq meningkat dipimpin oleh sektor teknologi, yang tahan terhadap guncangan pandemi COVID-19.
Dikutip dari Reuters, Kamis (26/11), Dow Jones Industrial Average turun 173,77 poin atau 0,58 persen menjadi 29.872,47, indeks S&P 500 kehilangan 5,76 poin atau 0,16 persen menjadi 3.629,65, dan Nasdaq menambahkan 57,08 poin atau 0,47 persen menjadi 12.094,40.
“Ada latar belakang kenyataan bahwa saat vaksin akan mulai didistribusikan dengan cukup cepat, virus tidak segera hilang. Oleh karena itu, waktu untuk perbaikan ekonomi semakin terdesak,” ujar Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York.
Angka pengangguran di AS di luar prediksi para analis. Pada 7 November, sebanyak 13,7 juta orang menerima tunjangan pengangguran melalui program darurat terkait CARES Act, yang berakhir pada 26 Desember. Angka tersebut naik dari 13,1 juta dari akhir Oktober.
Data itu menunjukkan bahwa pembatasan baru untuk memerangi lonjakan kasus virus corona justru dapat mengganggu pemulihan pasar tenaga kerja.
“Data ekonomi tidak bagus, dan kami tahu itu tidak akan baik untuk beberapa waktu, mengingat gelombang baru virus ini masih akan ada,” tambah Ghriskey.
Meski demikian, perkembangan vaksin dan penghapusan ketidakpastian seputar pemilihan presiden AS, telah mendorong indeks Wall Street ke rekor penutupan tertinggi di bulan ini.
Pelaku pasar percaya saham AS memiliki lebih banyak ruang untuk naik. Jajak pendapat Reuters baru-baru ini menunjukkan, analis percaya S&P 500 akan naik 9 persen di saat ini hingga akhir 2021.
Sektor perbankan yang sensitif terhadap data perekonomian mengalami penurunan tipis, dengan indeks S&P 500 Bank turun 0,7 persen.
Tesla Inc, yang melampaui USD 500 miliar kapitalisasi pasar pada hari Selasa, memperpanjang keuntungannya sebesar 3,4 persen, bahkan setelah pembuat mobil listrik itu menarik kembali 9.500 kendaraannya.
Perusahaan juga berencana untuk mulai memproduksi pengisi daya kendaraan listrik di China mulai tahun depan, menurut dokumen yang diserahkan ke otoritas Shanghai.
Volume perdagangan di bursa AS adalah 10,76 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 11,17 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.