Post sebelumnya membahas beberapa alasan mengapa bekerja di cafe atau kedai kopi dapat membuat seseorang lebih produktif dibanding bekerja dari rumah. Salah satunya adalah efek suara tingkat sedang yang dinilai dapat menstimulasi kreativitas dan kemampuan berfikir efektif seseorang. Suara di sekeliling bukannya memecah konsentrasi, namun justru dapat menstimulasi seseorang bekerja lebih fokus.
Sekalipun anda bekerja sendiri (menghadapi layar komputer dan menggunakan earphone peredam suara), segala sesuatunya tetap berlangsung di sekitar anda. Orang datang dan pergi. Suasana hari berubah. Aroma kopi dan makanan berbeda-beda. Meskipun kita cenderung tidak menyadari stimulus mikro semacam ini, dan anda sebenarnya memilih bekerja di tempat semacam ini bukan karena alasan stomulus tersebut, ternyata aktivitas yang berlangsung di sekitar kita mendorong otak kita untuk bekerja dengan cara yang sedikit berbeda dibanding saat bekerja dari rumah.
Bekerja dari Rumah vs Bekerja di Cafe: Apa Yang Berbeda?
Selain beberapa stimulus mikro yang mengalir di bawah sadar tersebut, ada beberapa alasan lain mengapa bekerja di cafe atau kedai kopi membuat anda mampu berfikir secara lebih kreatif dan produktif dibanding ‘mengurung diri’ di ruang kerja anda di rumah, antara lain:
Nuansa Informal
Meskipun ada stereotipe bahwa orang yang ‘nongkrong’ di kedai kopi adalah pekerja kesepian yang berjuang untuk mencari kreativitas, para ahli mengatakan bahwa lingkungan cafe juga dapat menguntungkan bagi kelompok kerja yang sedang melakukan brainstorming dan membangun kebersamaan. Saat anda mengikuti rapat menggunakan platform digital, tercipta suasana yang terasa begitu formal.
Sebaliknya, suasananya akan terasa sangat informal saat anda bertemu di cafe atau bar. Semua stimulus audio-visual ikut berpengaruh positif bagi anda dan rekan-rekan, dibanding nuansa formal yang tercipta di ruang Zoom atau ruang pertemuan formal. Ketika nuansa hati anda terasa santai, maka pemikiran dan ide-ide kreatif anda akan mengalir secara natural.
Mengatasi Kelemahan Rapat Offline
Ruang pertemuan di kantor atau platform digital juga memiliki kelemahan lain. Tidak diperlukan agenda atau janji untuk bertemu seseorang di cafe atau bar, namun pertemuan yang terjadwal atau rapat virtual harus diagendakan sebelumnya. Menurut para ahli, suasana formal dan terbatas seperti ini dapat membunuh kreativitas seseorang. Setidaknya, itulah yang disampaikan seorang arsitek bernama Kelly Hayes McAlonie, dari University of Buffalo.
Menurut para ahli, sama halnya dengan kantor di ruang terbuka, kampus juga memadukan elemen-elemen seperti kedai kopi ke dalam desainnya untuk mempermudah orang berkumpul dan bekerja sama. Inilah salah satu trend yang sudah berlangsung selama lebih dari satu dekade terkait desain kampus atau universitas, hampir di seluruh dunia.
Namun, ada hal yang harus diingat: tidak semua ruang publik ramah sebagai tempat kerja. Salah satu perbedaan antara cafe dengan bar dalah tingkat kebisingan di sekitar anda. Bar biasanya memiliki musik latar, dan terkadang tidak mendukung anda untuk melakukan diskusi dalam kelompok kerja. Oleh sebab itu, suasana di cafe dinilai lebih mendukung untuk anda bekerja dalam suasana yang lebih rileks dan informal.
‘Aroma kopi itu,,,,,’
Ketika kondisi pandemi covid-19 masih berbeda-beda antar negara, banyak orang yang masih menghabiskan waktu bekerja dari rumah hingga beberapa bulan ke depan. Artinya, mereka masih akan memiliki waktu untuk bekerja dari cafe atau kedai kopi. Selama satu tahun terakhir, semua orang berusaha mencari cara agar tetap produktif dari rumah.
Ketika perusahaan manajemen jejaring sosial bernama Buffer melakukan survey terhadap 3.500 orang pekerja dari seluruh dunia yang bekerja dari rumah, laporan 2020 State of Remote Work menunjukkan bahwa 80% peserta survey lebih suka bekerja dari rumah, dan tempat-tempat seperti ruang kerja terbuka dan cafe. Temuan tersebut sebenarnya sama dengan hasil temuan di Tahun 2019 dan 2018. Artinya, lockdown sepertinya tidak membuat pekerja lebih terikat dengan ruang kerjanya di rumah.
Temuan di atas menunjukkan bahwa bagi sebagian orang, rasa haus terhadap lingkungan publik tetaplah ada, meskipun himbauan social distancing telah berlangsung hampir setahun. Para pakar percaya bahwa kedai kopi memiliki dampak positif bagi orang-orang terkenal di masa lalu. “Efek kedai kopi” sepertinya akan menggoda kita untuk tidak lagi bekerja dari rumah semata, namun justru mencari suasana yang lebih menyenangkan untuk mendorong pemikiran kreativitas.
Meskipun bekerja dari rumah masih akan berlangsung hingga beberapa saat ke depan, efek positif dari ‘pindah kerja’ sementara ke kafe atau kedai kopi terlalu sayang untuk dilewatkan. Perpaduan antara suasana lalu-lalang, musik ringan, percakapan, dan efek suara sekitar ternyata dapat menstimulasi pemikiran kreatif kita. Sementara itu, berganti-ganti suasana juga diperlukan agar anda tidak cepat jenuh saat harus menghadapi layar komputer dan menggunakan headset di ruang tertutup di rumah.
Tagged With : Aneka Bisnis • bekerja dari rumah • karir