Aksi Jual dan Jelang Pengumuman The Fed Picu Wall Street Merosot

Pada penutupan perdagangan Senin (20/9/2021) waktu Amerika Serikat, Wall Street anjlok. Dipicu ketakutan penularan dari potensi keruntuhan Evergrande China, Tiga indeks utamanya berakhir di zona merah sehingga mendorong aksi jual yang luas dan membuat investor melarikan diri dari ekuitas demi keamanan.

Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 620,22 poin atau 1,79 persen menjadi 33.964,66. Sedangkan S&P 500 (.SPX) turun 75,28 poin atau 1,70 persen menjadi 4.357,71 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 325,95 poin atau 2,17 persen menjadi 14.718,02.

Nasdaq jatuh ke level terendah dalam waktu sekitar satu bulan. Sementara itu, saham-saham teknologi kelas kakap seperti Microsoft Corp (MSFT.O), Alphabet Inc (GOOGL.O), Amazon.com Inc (AMZN.O), Apple Inc (AAPL.O), Facebook Inc ( FB.O), dan Tesla Inc (TSLA.O) menjadi salah satu hambatan terbesar pada indeks serta S&P 500.

Sebelas sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan kelompok yang sensitif secara ekonomi seperti energi (.SPNY).

Tumbangnya Wall Street juga lantaran investor gugup menjelang pertemuan kebijakan Bank Sentral AS The Federal Reserve pada pekan ini.

Sub-indeks perbankan (.SPXBK) turun tajam sementara harga Treasury AS naik karena kekhawatiran tentang kemungkinan default Evergrande (3333.HK) tampaknya memengaruhi pasar yang lebih luas.

“Ketika ada sesuatu yang membuat pasar lengah, itu akan mengarah pada aksi jual yang lebih besar dan Anda tidak tahu apa alasannya,” kata Ahli Strategi Pasar Global Institut Investasi Wells Fargo, Sameer Samana, dikutip dari Reuters, Selasa (21/9).

Hasil rapat The Fed akan diumumkan pada Rabu (22/9). Bank sentral diperkirakan akan meletakkan dasar untuk tapering meskipun konsensus untuk pengumuman sebenarnya ditunda hingga pertemuan November atau Desember.

Ahli strategi di Morgan Stanley memperkirakan S&P 500 akan koreksi 10 persen karena The Fed mulai mengendurkan stimulus moneternya. Menurut mereka, tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang terhenti dapat memperdalam penurunan S&P 500 menjadi 20 persen.

DALAM TEKANAN

Indeks Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi masih berada dalam tekanan hingga beberapa hari ke depan. Pergerakan bursa saham bakal diwarnai sentimen menjelang rilis data perekonomian tentang tingkat suku bunga hari ini, Selasa (21/9).

Pada penutupan perdagangan Senin (20/9), indeks saham berakhir di zona merah. IHSG ditutup turun 56,93 poin atau 0,93 persen ke level 6.076,3. Sementara indeks LQ45 ditutup turun 7,609 poin (0,88 persen) ke 854,832.

Direktur Utama PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, menilai pola pergerakan saham memang masih akan menunjukkan konsolidasi wajar. William memproyeksikan indeks saham berada di rentang 5.969 hingga 6.202.

Dia mengatakan potensi tekanan bakal membayangi IHSG hingga beberapa waktu mendatang. Fluktuasi harga komoditas pun belum akan memberikan pengaruh lantaran kondisi sektor riil yang masih melambat.

“Hari ini IHSG masih berpotensi bergerak dalam rentang terbatas,” jelas William dalam risetnya, Selasa (21/9).

Berikut rekomendasi saham hari ini:

– PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

– PT Gudang Garam Tbk (GGRM)

– PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)

– PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)

– PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

– PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)

– PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

 

 

Leave a Comment