Tips Memilih Saham IPO yang Akan ARA

Banyak peluang untuk memperoleh cuan dengan cepat di pasar saham. Salah satunya, membeli saham IPO dengan harapan akan untung besar segera setelah saham dilepas ke pasar. Namun, fakta menunjukkan bahwa tak semua saham yang baru IPO akan langsung mengalami kenaikan harga ataupun mencapai ARA (Auto Reject Atas).

Trik Tepat Beli Saham yang Harganya Sudah Naik

Berbagai rekomendasi cara memilih saham IPO biasanya memfokuskan analisis pada faktor fundamental, mulai dari prospektus, kinerja keuangan, pangsa pasar perusahaan, hingga tujuan IPO. Hal ini wajar, karena saham IPO belum memiliki grafik harga yang dapat dianalisis secara teknikal.

Lantas, apakah saham IPO yang bagus secara fundamental pasti akan mengalami kenaikan harga di pasar? Belum tentu. Banyak saham IPO yang bagus secara fundamental justru memiliki pergerakan harga yang datar-datar saja, contohnya Mitratel (MTEL). Sebaliknya, banyak saham yang memiliki fundamental rapuh justru mencapai ARA pada hari pertamanya di bursa.

Apabila seseorang ingin memperoleh keuntungan dalam jangka panjang, kualitas fundamental saham memang wajib dipertimbangkan. Saham IPO yang berkualitas setidaknya harus memiliki pangsa pasar yang besar, profitabilitas yang tinggi, rasio utang yang terkendali, serta rencana bisnis yang realistis. Akan tetapi, harga saham yang memenuhi syarat kualitas tersebut belum tentu akan langsung meroket pesat. Kenaikan harganya kemungkinan baru terjadi secara bertahap dalam kurun waktu yang panjang.

Apabila seseorang ingin memperoleh keuntungan instan dari saham IPO, maka lebih tepat menerapkan analisis bandarmologi dan sentimen pasar. Bagaimana caranya?

Pertama, perhatikan siapa broker underwriter yang mengelola IPO saham tersebut. Kemudian cari tahu riwayat pergerakan harga dari saham-saham lain yang telah melaksanakan IPO di bawah broker underwriter yang sama. Apabila mayoritas saham IPO sebelumnya mengalami kenaikan harga, maka kamu dapat mempertimbangkan untuk ikut IPO saham berikutnya dari broker tersebut.

Beberapa contoh broker underwriter (penjamin emisi) yang terkenal andal antara lain BNI Sekuritas, CGS-CIMB Sekuritas, KGI Sekuritas, Semesta Indovest, Valbury Sekuritas, Binaartha Sekuritas, BCA Sekuritas, dan lain-lain. Tak ada jaminan bahwa harga saham IPO yang berkaitan dengan broker-broker tersebut pasti akan meningkat, tetapi data historis menunjukkan kebanyakan diantaranya mengalami kenaikan.

Kedua, perhatikan bidang usaha yang digarap oleh perusahaan. Saham perusahaan-perusahaan dari sektor yang sedang booming biasanya memiliki peluang lebih besar untuk meningkat pesat dalam waktu dekat. Contohnya saham farmasi yang IPO pada masa pandemi, atau saham perusahaan IT yang IPO saat industri digital sedang ngetren.

Selain itu, penting pula untuk memperhatikan berapa banyak saham yang dilepas ke pasar. Semakin banyak jumlah saham beredar, maka akan semakin likuid dan lebih mudah untuk diperjualbelikan. Likuiditas tidak menjamin harga saham pasti akan meningkat pasca-IPO, tetapi setidaknya kita akan lebih mudah ketika ingin menjual saham itu kelak dalam rangka ambil untung maupun cut loss.

Tagged With :

Leave a Comment