Kita dapat mengukur keuntungan bisnis dengan banyak cara. Salah satu cara yang paling populer yaitu dengan memperhitungkan Return on Rquity (ROE). Rumus Return on Equity memperhitungkan pendapatan bersih perusahaan dibagi dengan nilai ekuitas yang disetor para pemegang saham.
Investor saham biasanya menganggap ROE minimum 10% sebagai tanda sebuah perusahaan yang memiliki return memuaskan. Selain itu, investor juga dapat menghitung ROE untuk semua saham dalam satu sektor guna mengetahui saham yang memiliki return tertinggi dan terendah di bidangnya. Teknik ini akan menghasilkan pengukuran keuntungan bisnis yang lebih objektif.
Mari ambil contoh, umpamanya emiten A memperoleh laba Rp200 miliar dan emiten B memperoleh laba Rp 200 miliar. Sepintas, orang mungkin berpikir keduanya sama-sama menguntungkan. Padahal jika modal emiten A jauh lebih besar daripada emiten B, berarti emiten B punya profitabilitas yang lebih unggul daripada emiten A.
ROE mengukur “kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan”, tak peduli berapa pun nominal laba yang diperolehnya. Ini berarti semakin besar ROE, maka perusahaan memiliki kemampuan lebih tinggi untuk menghasilkan return. Semakin rendah ROE, berarti kemampuan perusahaan makin minim.
Lantas, saham mana saja yang memiliki return tertinggi di pasar modal Indonesia? Berikut ini daftar 20 saham dengan ROE terbesar berdasarkan laporan keuangan akhir tahun 2020:
- Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) – 145%
- Unilever Indonesia (UNVR) – 140%
- Diagnos Laboratorium (DGNS) – 72%
- Provident Agro (PALM) – 67%
- Sarana Central Bajatama (BAJA) – 55%
- Ashmore Asset Management (AMOR) – 49%
- Apexindo Pratama Duta (APEX) – 49%
- Bayan Resources (BYAN) – 46%
- Mark Dynamics Indonesia (MARK) – 41%
- Kokoh Inti Arebama (KOIN) – 39%
- Saratoga Investama Sedaya (SRTG) – 33%
- Tigaraksa Satria (TGKA) – 32%
- Sarana Menara Nusantara (TOWR) – 30%
- Surya Citra Media (SCMA) – 28%
- Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) – 27%
- Mulia Boga Raya (KEJU) – 27%
- Golden Energy Mines (GEMS) – 27%
- Siantar Top (STTP) – 26%
- Arwana Citramulia (ARNA) – 26%
- Itama Ranoraya (IRRA) – 25%
- Merck Sharp Dohme Pharma (SCPI) – 25%
Kedua puluh emiten tersebut berhasil mempertahankan kinerja laba yang baik selama pandemi, sehingga meraih ROE tertinggi. Apakah sahamnya layak dipilih untuk investasi? Tunggu dulu. Jangan buru-buru beli saham hanya karena labanya meningkat sekali saja.
Periksa juga riwayat ROE perusahaan terkait selama beberapa tahun terakhir. Apabila ROE stabil di atas 10% selama beberapa tahun, atau justru meningkat, barulah kita dapat menyimpulkan bahwa saham itu benar-benar punya kemampuan menghasilkan return yang mantap.
Tagged With : analisa fundamental • investasi • saham