5 Risiko Staking Crypto dan Cara Mengatasinya

Staking crypto merupakan salah satu cara investasi kripto yang paling menguntungkan. Kita bisa memperoleh keuntungan sampai belasan persen per tahun hanya dengan staking pada token-token seperti Solana dan Polygon, tanpa perlu pusing menganalisis ataupun trading tiap hari.

Risiko Staking Crypto dan Cara Mengatasinya

Potensi keuntungan staking crypto itu menarik perhatian banyak investor baru. Namun, sebenarnya ada pula beberapa risiko staking crypto yang harus diketahui oleh semua calon investor. Berikut ini lima (5) risiko staking crypto tersebut, beserta upaya yang dapat kita lakukan untuk mengatasinya:

  • Risiko Pasar

Risiko pasar adalah kerugian yang mungkin timbul akibat penurunan harga suatu koin/token kripto. Umpamanya kita memperoleh imbal hasil 10% per tahun dari staking pada Polygon (MATIC), tetapi nilai tukar MATIC terhadap USD malah jatuh 15% sepanjang tahun ini. Dalam situasi seperti itu, kita tentu harus menanggung kerugian.

Risiko pasar tidak dapat dihindari sepenuhnya, karena kita tak dapat meramal pergerakan harga barang apa pun di masa depan. Kendati demikian, kita dapat meminimalkan risiko pasar dengan berhati-hati memilih koin/token yang akan di-staking. Jangan hanya memilih berdasarkan persentase untungnya, melainkan juga perlu menyelidiki latar belakang fundamental token dengan teliti.

  • Risiko Likuiditas

Likuiditas dalam hal ini mengacu pada kemudahan memperjual-belikan suatu koin/token. Pasar crypto sangat beragam; ada koin yang laku keras seperti Bitcoin (likuiditas tinggi), tetapi juga banyak koin-koin baru yang tak banyak diminati (likuiditas rendah).

Risiko likuiditas muncul ketika suatu koin memberikan imbal hasil staking yang besar, tetapi koin itu sendiri sukar dijual ke pihak lain lantaran likuiditasnya terlalu rendah. Agar tak terjebak seperti ini, sebaiknya staking pada koin/token yang populer saja. Setidaknya, pastikan bahwa koin tersebut masuk dalam peringkat 20 kripto berkapitalisasi terbesar menurut data Coinmarketcap.

  • Risiko Lock-up

Beberapa platform tempat staking crypto mengharuskan dana disimpan selama periode waktu tertentu sebelum imbal hasil dapat diberikan kepada investor. Periode ini juga dikenal sebagai masa penguncian (lock-up period).

Calon investor perlu memahami aturan lock-up yang berlaku sebelum menyetorkan modalnya. Jangan sampai keliru berinvestasi pada aset kripto dengan masa lock-up sebulan, padahal ingin menariknya dalam hitungan hari.

  • Risiko Pencurian

Seperti halnya rekening bank, akun staking crypto juga bisa dibobol penjahat. Oleh karena itu, kita wajib mengambil langkah-langkah ekstra hati-hati demi mengamankan simpanan. Buatlah backup untuk wallet, dan simpan private key pada tempat yang aman.

  • Risiko Keamanan Platform

Kita sudah sering mendengar kasus hacking yang menimbulkan kerugian jutaan dolar dalam dunia kripto, termasuk pada crypto exchange dan platform yang menyediakan fasilitas staking. Inilah pentingnya memilih platform tempat staking crypto yang tepat, sudah memiliki reputasi yang panjang dan punya sistem keamanan jaringan yang andal.

Tagged With :

Leave a Comment