JAM tangan sebagian besar terbuat dari bahan besi, stenlis dan plastik. Tapi di Jl. KH Agus Salim No 49 Balapulang Wetan Kecamatan Balapulang KabupatenTegal, ada pengrajin yang kreatif membuat kerangka jam tangan dari bahan kayu.
Taufik Hidayah 27, pemuda asal desa Balapulang Wetan ini sudah dari tahun 2017 menekuni kerajinan kerangka jam tangan dari bahan kayu. Tidak kalah dengan jam tangan mahal pada umumnya. Meski berbahan kayu, dia berani menjamin jam tangan buatannya aman dipakai meski terkena air hujan atau terkena air saat mandi atau berenang.
“Ini kalau kena hujan enggak apa-apa, tapi kalau dicelupkan air jangan,” jelas Taufik saat ditemui di rumahnya, Selasa (11/6).
Melihat prospek yang menjanjikan, pada tahun 2017, Taufik mulai mencoba membuat jam tangan kayu, Awalnya hanya berniat punya jam itu. Setelah cari di internet ternyata harganya cukup mahal, “Nah dari situ saya cari cari referensi cara membuat nya sendiri, ternyata di youtube banyak sekali ilmunya,” tutur dia.
Dalam proses pembuatan, pertama pilih jenis kayu yang mau dipakai. Kemudian buat desain jamny. Setelah desain jadi, Taufik melakukan pemotongan besar untuk membuat casenya, dan pemotongan kecil dengan gergaji mata 1mm untuk membuat rantainya. Setelah pemotongan selesai penghalusan dan perakitan antar rantai. Setelah semuanya terangkai, masuk proses penyemprotan cairan pernish untuk menjaga kualitas kayunya. Setelah semuanya kering masuk pemasangan mesin jam dan jarumnya. Baru setelah semuanya terpasang masuk boxs kemasan.
Peralatan yang ia gunakan yaitu ada mesin gergaji 1 mm, bor duduk, mesin amplas, gergaji tenteng, kompresor berserta spetnya.
Untuk pembuatan jam tangan kayu tentunya pakai kayu yang kuat. Dan Taufik pakai kayu Sonokeling karena kualitas kekuatannya sudah terkenal bagus.
Taufik membuat kerajinan ini seorang diri. Dia memasarkan kerajinan tangannya melalui media sosial seperti instagram. Saat itu Taufik baru mampu jual 7-9 pcs/bulan. Baru akhir pada 2018, jualnya lewat online. Sistemnya pre-order.
“Jadi setelah pesan, hasil setengah jadinya dikasih tahu,” ujarnya.
Untuk masalah harga, dia memasang tarif Rp.460.000 untuk yang warna kayu gelap. Warna serat kayu Rp. 620.000. Tarif sesuai dengan tingkat kesulitan pembuatannya.
Ukuran diameter kaca 3 Cm, diameter rangka 4 Cm. Kalau model kurang lebih ada 3 type, Tapi untuk saat ini Taufik masih fokus untuk type yan saat ini w3 049. Diameter lebih kecil untuk perempuan. Yang besar untuk laki-laki.
“Untuk jenis kayu, terserah permintaan konsumen,” paparnya.
Namun, sebagian besar dia memanfaatkan limbah dari bahan kayu jenis Sonokeling.
“Yang paling sulit itu membuat rantai jam tangannya. Harus presisi. Kalau ada yang salah satu harus buat dari awal lagi. Soalnya ini manual semua buatnya,” kata dia.
Dengan bahan baku jam tangan kayu ini tentunya ramah lingkungan dan ringan, Setelah bingkai dan rantai gelang jam tangan sudah jadi, tinggal finishing. Memberi lapisan anti gores untuk mencegah munculnya jamur. Soal warna, tetap natural dari kayunya. Satu buah jam proses membuat maksimal 1/2 hari. Yang penting anti alergi di kulit dan anti jamur. Karena, ada anti goresnya.
Setelah semua kerangka jam tangan jadi, dia tinggal membeli mesin jam di toko terdekat. “Jam kayu ini sudah mempunyai brand. Namanya Walnut,” ungkap Taufik. (*)