Indeks saham utama AS atau Wall Street tergelincir karena investor melakukan aksi ambil untung pada penutupan perdagangan Senin (30/12). Kondisi itu turut dipengaruhi sentimen global yang membaik hingga memicu adanya reli pasar.
Dilansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 144,98 poin atau 0,51 persen menjadi 28.500,28, indeks S&P 500 turun 16,11 poin atau 0,50 persen menjadi 3.223,91, dan Nasdaq Composite turun 74,82 poin atau 0,83 persen menjadi 8.931,79.
Pengumuman kesepakatan perdagangan Fase 1 AS-China sebelumnya pada bulan Desember telah mendorong sebagian rekor berjalan dalam Wall Street, dengan benchmark S&P 500 ditutup pada tertinggi sepanjang masa dalam sembilan dari 11 sesi terakhir.
South China Morning Post pada Senin (30/12), melaporkan Wakil Perdana Menteri China Liu He bakal mengunjungi Washington minggu ini untuk menandatangani pakta tersebut.
Tetapi dengan volume perdagangan yang tipis dalam momen liburan pendek ini, beberapa analis memperkirakan pergerakan sideways (trendless) sebelum tahun baru. Nasdaq pun mengakhiri kemenangan beruntun selama 11 hari pada hari Jumat (27/12).
“Ini merupakan tahun yang sangat spektakuler dan Q4 khususnya sangat bagus sehingga banyak kali orang cenderung mengambil untung,” kata Randy Frederick, wakil presiden perdagangan dan turunan untuk Charles Schwab di Austin.
Sektor teknologi informasi memiliki kinerja terbaik dalam S&P 500 tahun ini. Misalnya saja seperti Microsoft Corp dan Apple Inc.
Saham Nio Inc melonjak 36,4 persen setelah saingan Tesla mengalahkan estimasi pendapatan tiap kuartal untuk pemintaan kendaraan listrik yang melonjak.
Indeks S&P mencatat 12 tertinggi baru 52-minggu dan tidak ada rendah baru, sementara Nasdaq mencatat 40 tertinggi baru dan 13 terendah baru.