Wall Street Tergelincir akibat Kekhawatiran Virus Corona Meningkat

Ketiga indeks utama Wall Street ditutup melemah pada Selasa (12/5). Investor melepas saham setelah ada peringatan dari pakar bahwa pembukaan lockdown berpotensi menyebabkan babak baru virus corona dan menghambat pemulihan ekonomi.

Dilansir Reuters, Rabu (13/5), Dow Jones Industrial Average turun 457,21 poin atau 1,89 persen menjadi 23.764,78, indeks S&P 500 kehilangan 60,2 poin atau 2,05 persen menjadi 2.870,12, dan Nasdaq Composite turun 189,79 poin atau 2,06 persen menjadi 9.002,55.

Ketiga rata-rata indeks turun ke posisi terendah mereka. Hal ini karena investor mempertimbangkan potensi gelombang kedua dan adanya infeksi virus corona jenis baru yang dapat menahan pemulihan ekonomi AS.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Anthony Fauci mengatakan, virus corona telah membunuh 80.000 orang Amerika, belum terkendali, dan kemungkinan tidak akan ada perawatan atau vaksin hingga akhir Agustus atau September mendatang.

“Ada risiko nyata, Anda akan memicu wabah yang mungkin tidak dapat Anda kendalikan, bahkan dapat membuat Anda kembali ke jalan untuk mencoba mendapatkan pemulihan ekonomi,” kata Fauci.

Dari sisi ekonomi, pembukaan lockdown dinilai akan memperlambat pemulihan pertumbuhan.

“Jika kita membuka terlalu cepat, kita hanya akan kembali ke tempat kita sebelumnya. Tetapi jika kita tidak membuka sama sekali, kita memiliki kelesuan ekonomi ini,” jelas Phil Blancato, kepala eksekutif Ladenburg Thalmann Asset Management di New York.

Indeks Volatilitas Cboe, yang dikenal sebagai pengukur kekhawatiran di Wall Street, berakhir 5,47 poin lebih tinggi pada 33,04. Itu adalah kenaikan poin satu hari terbesar selama lebih dari tiga minggu.

Di antara sebelas sektor utama S&P, real estat mencatatkan penurunan terbesar, yakni turun 4,3 persen. Disusul penurunan industri dan keuangan, yang masing-masing 2,8 persen dan 2,7 persen.

BlackRock Inc turun 7,8 persen, setelah pemegang saham utama PNC Financial Services Group Inc mengatakan berencana untuk menjual seluruh sahamnya sebesar 22 persen pada perusahaan manajer aset dan investasi terbesar di dunia ini.

Sekitar 11,28 miliar saham berpindah tangan di Wall Street, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 11,36 miliar untuk 20 sesi terakhir.

 

Leave a Comment