Wall Street Tergelincir Akibat Kasus Corona Melonjak di Amerika Serikat

Tiga indeks utama Wall Street tergelincir pada penutupan perdagangan Rabu (24/6). Penurunan persentase harian tersebut merupakan yang terbesar dalam hampir dua minggu. Hal ini terjadi karena adanya lonjakan kasus virus corona di Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Kamis (25/6), Dow Jones Industrial Average turun 710,16 poin, atau 2,72 persen menjadi 25.445,94. Sedangkan S&P 500 kehilangan 80,96 poin, atau 2,59 persen menjadi 3.050,33 dan Nasdaq Composite turun 222,20 poin, atau 2,19 persen menjadi 9.909,17.

Nasdaq, yang telah mencatat rekor penutupan tertinggi kelima pada hari Selasa (23/6), mengakhiri penguatan beruntun delapan hari. Padahal penguatan tersebut merupakan yang terpanjang sejak Desember 2019.

Sesi Rabu (24/6) kemarin juga menandai penurunan persentase terbesar untuk ketiga indeks, termasuk penurunan sebesar 2,6 persen untuk indeks S&P 500. Penurunan paling besar sebelumnya terjadi pada 11 Juni ketika S&P turun 5,89 persen.

Amerika Serikat kini mencatat adanya kenaikan penularan COVID-19 terbesar kedua sejak krisis kesehatan ini mulai terjadi.

“Hari ini akhirnya hari pasar mengkonfirmasi bahwa meningkatnya kasus COVID-19 dapat berarti pemulihan perekonomian juga bisa lebih lambat,” ujar Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities di New York.

Pandemi tersebut tampaknya menyebabkan kerusakan yang lebih luas dan lebih dalam pada aktivitas ekonomi daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Saham maskapai penerbangan, resor, dan operator kapal pesiar AS merosot karena perjalanan terpukul akibat lockdown. Royal Caribbean Cruises Ltd, Norwegian Cruise Line Holdings Ltd dan Wynn Resorts semuanya jatuh bersama dengan indeks NYSE Arca Airline.

Saham Operator pelayaran Carnival Corp turun 11 persen karena juga menghadapi penurunan peringkat kredit Standard & Poor’s untuk obligasi.

Sebelum aksi jual terjadi pada Rabu kemarin, data ekonomi dilaporakan telah membaik. Pelonggaran lockdown dan langkah-langkah stimulus besar bahkan sempat mendorong Nasdaq mencalai presentase kenaikan tertinggi.

“Pasar tampak cukup percaya diri bahwa kami akan berada dalam kondisi yang jauh lebih baik dalam 4-6 bulan dari sekarang. Tapi dengan adanya kenaikan kasus, mereka mulai mengabaikan itu,” kata Shawn Cruz, manajer senior untuk strategi pedagang di TD Ameritrade di Jersey City, New Jersey.

Penurunan terbesar di antara 11 sub-sektor S&P terjadi pada sektor energi, turun 5,5 persen. Hal ini disebabkan merosotnya harga minyak mentah. Sektor Utilitas juga turun 0,9 persen.

Di sisi lain, saham Dell Technologies Inc melonjak 8,3 persen setelah sebuah laporan mengatakan perusahaan sedang mempertimbangkan untuk melepas sekitar USD 50 miliar sahamnya kepada pembuat perangkat lunak komputasi awan VMware Inc.

Volume perdagangan di Wall Street mencapai 13,35 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan rata-rata perdagangan saham selama 20 hari terakhir sebanyak 13,31 miliar saham.

 

Leave a Comment