Wall Street Jatuh, Efek Mandek Tambahan Stimulus Fiskal

Ketiga indeks utama Wall Street jatuh pada penutupan perdagangan Rabu (14/10). Stimulus fiskal di AS masih mandek dan investor kehilangan harapan bahwa persetujuan bantuan untuk corona itu akan disetujui sebelum pemilihan presiden November mendatang.

Dilansir Reuters, Kamis (15/10), Dow Jones Industrial Average turun 0,58 persen menjadi berakhir pada 28.514 poin, sedangkan S&P 500 turun 0,66 persen menjadi 3.488,67, dan Nasdaq turun 0,8 persen menjadi 11.768,73.

Pernyataan Menteri Keuangan Steven Mnuchin yang mengatakan bahwa kesepakatan kemungkinan tidak akan dibuat sebelum pemungutan suara menambah sentimen negatif ke pasar saham, menyusul laporan pendapatan kuartalan yang beragam dari emiten.

“Pada titik ini, untuk menyelesaikan sesuatu sebelum pemilihan dan melaksanakannya akan sulit, hanya mengingat di mana kami berada dan tingkat detailnya, tetapi kami akan mencoba untuk terus mengatasi masalah ini,” kata Mnuchin dalam sebuah konferensi.

Saham AS padahal telah menguat dalam beberapa minggu terkahir, di tengah optimisme bahwa pemerintah akan memberikan stimulus baru untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.

“Optimisme berkembang pesat seperti roket minggu lalu dan sekarang optimisme itu mulai turun kembali,” kata Mike Zigmont, kepala perdagangan dan penelitian di Harvest Volatility Management di New York.

“Saya pikir stimulus sebagai peristiwa besar sudah dimasukan ke dalam harga saham. Ini hanya pertanyaan tentang kapan detailnya muncul dan kapan stimulus mulai berlaku,” lanjutnya.

Amazon turun 2,3 persen dan Microsoft kehilangan 0,9 persen, keduanya membebani lebih dari saham lain di S&P 500.

Bank of America turun 5,3 persen dan Wells Fargo jatuh 6 persen, setelah hasil kuartalan keduanya yang mengecewakan. Hal itu membuat indeks bank S&P 500 lebih rendah 2,4 persen.

UnitedHealth Group Inc turun 2,9 persen. Meskipun perusahaan menaikkan perkiraan labanya, namun sahamnya turun karena perusahaan asuransi AS itu mengatakan sulit untuk memprediksi dampak pandemi pada pendapatan.

Musim laporan keuangan kuartal ketiga tengah berlangsung. Analis memperkirakan rata-rata pendapatan perusahaan akan turun 19 persen dari tahun sebelumnya.

Di sisi lain, pasar juga mulai mencerna prospek kemenangan Partai Demokrat.

Investor memandang kandidat Demokrat, Joe Biden, akan menaikkan pajak. Namun investor juga mulai melihat potensi manfaat dari kepresidenan Biden, seperti belanja infrastruktur yang lebih besar dan ketidakpastian perdagangan global yang berkurang.

Volume di bursa AS adalah 8,2 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 9,6 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir. (*)

 

Leave a Comment