Bursa saham AS atau Wall Street bergerak variatif pada penutupan perdagangan Rabu (29/1). Indeks saham S&P 500 ditutup terkoreksi tipis. Meskipun disokong oleh saham-saham seperti Apple, Boeing, dan General Electric, namun performa S&P 500 kemudian memudar pasca pengumuman Federal Reserve (The Fed).
Dikutip dari Reuters, Kamis (30/1) Dow Jones Industrial Average naik 11,6 poin atau 0,04 persen menjadi 28.734,45, S&P 500 kehilangan 2,84 poin atau 0,09 persen menjadi 3.273,4, dan Nasdaq Composite menambahkan 5,48 poin atau 0,06 persen menjadi 9.275,16.
Wall Street awalnya hanya menunjukkan sedikit reaksi terhadap kebijakan The Fed yang memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 1,5 persen dan 1,75 persen. Tetapi pergerakan indeks justru menjadi melemah setelah konferensi pers yang disampaikan oleh Gubernur Jerome Powell.
Dalam konfensi pers tersebut, Powell mengatakan ketidakpastian akan tetap ada. Selain itu ia juga mengingatkan soal virus corona yang tengah mewabah di China.
Apple Inc (AAPL.O) naik 2,09 persen setelah pembuat iPhone pada Selasa malam melaporkan laba untuk kuartal melampaui ekspektasi analis.
Beberapa perusahaan telah menyatakan bahwa bisnis mereka sedikit terganggu karena sentimen negatif dari wabah virus korona. Bahkan seorang ekonom China mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi negara itu dapat turun menjadi 5 persen atau bahkan lebih rendah.
Starbucks Corp (SBUX.O) turun 2,12 persen setelah adanya peringatan mengenai goncangan finansial karena menutup ribuan gerai dan menyesuaikan jam operasional di Cina.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 6,88 miliar saham, lebih rendah dibandingkan rata-rata perdagangan saham selama 20 hari terakhir sebanyak 7,45 miliar saham.