Pada perdagangan Senin (27/6). Indeks saham Amerika Serikat Wall Street ditutup turun. Investor masih khawatir inflasi terus meroket dan kebijakan pengetatan moneter The Fed.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 62,42 poin atau 0,2 persen menjadi 31.438,26, S&P 500 (.SPX) kehilangan 11,63 poin atau 0,3 persen menjadi 3.900,11, dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 93,05 poin atau 0,8 persen menjadi 11.514,57.
Di antara 11 sektor utama S&P 500, delapan berakhir negatif dengan consumer discretionary (.SPLRCD) mengalami kerugian terbesar. Saham energi adalah mengalami kenaikan hingga 2,8 persen.
“Investor mencari apa yang akan terjadi pada periode pelaporan kuartal kedua,” kata Sam Stovall, kepala strategi investasi CFRA Research di New York.
Ketiga indeks mencatatkan dua penurunan kuartalan berturut-turut untuk pertama kalinya sejak 2015. Mereka juga tampaknya akan membukukan kerugian untuk Juni, yang akan menandai penurunan tiga bulan berturut-turut untuk Nasdaq.
Sementara S&P, kata Stovall, melaporkan penurunan harga terburuk kelima sejak tahun 1962.
“Setiap kali SPX naik lebih dari 20 persen dalam setahun, itu turun rata-rata 11 persen mulai relatif awal tahun baru. Dan semua tahun di mana penurunan dimulai di paruh pertama kembali ke titik impas sebelum tahun itu tiba. keluar.”
“Tidak ada jaminan itu akan terjadi tahun ini, tetapi pasar bisa mengejutkan kita,” kata Stovall.
DIPREDIKSI MELEMAH
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan hari Selasa (28/6). Pada perdagangan hari Senin (27/6), IHSG ditutup melemah dan turun 26,882 poin (0,38 persen) ke level 7.016,055 poin.
Research Analyst Artha Sekuritas, Dennies Christopher, memperkirakan indeks saham menguji di level support 6.922 – 6.969 dan level resistance di kisaran 7.066-7.116.
“Secara teknikal candlestick membentuk doji setelah tertahan di resistance moving average 50 dengan volume yang relatif rendah mengindikasikan potensi terkoreksi dengan rentang yang terbatas,” ujar Dennies dalam risetnya, Selasa (28/6).
Dennies mengatakan investor akan mencermati beberapa data ekonomi terutama dari global. Di sisi lain, investor juga mengantisipasi data inflasi Indonesia menjelang akhir pekan nanti.
Sementara itu, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengamati pola gerak masih menunjukkan IHSG berada dalam rentang konsolidasi wajar dengan peluang tekanan yang masih cukup besar.
“Kondisi perekonomian yang stabil disertai dengan kinerja emiten yang membaik selama semester satu akan turut menopang pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang. hari ini IHSG berpotensi menguat,” katanya.
Dennies merekomendasi beberapa saham, yaitu SSMS dan PWON. Investor disarankan untuk menahan saham ERAA dan BRPT, serta menjual TLKM.
- SSMS
Target Price: 1.210-1.235 Entry Level: 1.140-1.160 Stop Loss: 1.125
- PWON
Target Price: 520-530 Entry Level: 490-500 Stop Loss: 484.