Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Senin (23/11) karena adanya harapan untuk vaksin COVID-19. Kondisi tersebut mengangkat sektor-sektor yang sensitif secara ekonomi seperti energi dan industri, tetapi membuat pelemahan pada saham megacap sehingga menahan kenaikan indeks S&P 500 dan Nasdaq.
Dikutip dari Reuters, Selasa (24/11), Dow Jones Industrial Average naik 327,79 poin, atau 1,12 persen menjadi 29.591,27. Sementara S&P 500 naik 20,05 poin, atau 0,56 persen menjadi 3.577,59 dan Nasdaq Composite bertambah 25,66 poin, atau 0,22 persen menjadi 11.880,63.
Pada perdagangan di awal pekan ini, saham yang bersifat musiman (cyclical) memimpin kenaikan. Saham sektor energi pun melonjak 7,09 persen karena adanya kenaikan harga minyak. Penguatan harga minyak terjadi berkat berita terkait efektivitas vaksin yang akan membantu pemulihan permintaan terhadap emas hitam tersebut.
Serupa, saham sektor industri dan keuangan juga naik lebih dari 1 persen berkat data aktivitas bisnis bulanan berkembang pada tingkat tercepat dalam lebih dari lima tahun.
“Ini hari perdagangan vaksin,” kata Ken Polcari, managing partner di Kace Capital Advisors di Jupiter, Florida.
Pelemahan memang terjadi pada saham-saham teknologi dan perusahaan kelas berat terkait teknologi seperti Apple Inc dan Netflix Inc yang akhirnya meredam keuntungan karena investor merotasi saham yang dipandang sebagai taruhan yang aman menyusul kejatuhan akibat virus corona awal tahun ini.
Indeks utama memang mendapat dorongan terlambat setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Presiden terpilih AS Joe Biden berencana untuk mencalonkan mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen untuk menjadi menteri keuangan berikutnya.
Di sisi lain, bukti tingkat kemanjuran yang tinggi dalam uji coba vaksin COVID-19 telah mengangkat S&P 500 ke rekor tertinggi bulan ini dan membawa saham blue-chip Dow hampir menembus 30.000 poin untuk pertama kalinya. Hal tersebut menghembuskan kehidupan baru ke dalam saham musiman yang telah kalah selama masa resesi.
Setelah Pfizer dan Moderna, kini giliran AstraZeneca Plc yang mengatakan vaksinnya bisa efektif sekitar 90 persen. Sementara itu, regulator kesehatan AS kemungkinan akan menyetujui distribusi vaksin milik Pfizer pada pertengahan Desember.
Perdagangan di bursa saham AS diperkirakan akan semakin sepi mendekati liburan Thanksgiving pada hari Kamis (26/11).
Tetapi sejumlah sentimen positif ini berhasil diadang oleh penguncian baru yang dilakukan untuk menahan lonjakan infeksi virus corona. Nevada pada hari Minggu memperketat pembatasan di kasino, restoran dan bar, sambil memberlakukan mandat yang lebih luas untuk penutup wilayah selama tiga minggu ke depan.
Harapan lebih banyak stimulus moneter pun berkurang setelah Menteri Keuangan Steven Mnuchin pekan lalu mengungkapkan akan menghentikan beberapa program pinjaman darurat pandemi yang dilakukan The Fed.
Presiden Richmond Federal Reserve Bank Thomas Barkin menyebut, rumah tangga dapat berjuang selama beberapa bulan ke depan tanpa lebih banyak bantuan pemerintah untuk memberikan dukungan sampai vaksin tersedia secara luas.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 12,10 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan rata-rata perdagangan saham selama 20 hari terakhir sebanyak 10,87 miliar saham.