Wall Street Ditutup Melemah Akibat Data Tenaga Kerja AS Buruk

Tiga indeks acuan di bursa Wall Street, Amerika Serikat (AS), kompak melemah pada penutupan perdagangan Jumat (10/1) karena investor melakukan aksi ambil untung. Selain itu, pelemahan juga disebabkan data tenaga kerja AS pada Desember lalu meleset dari prediksi.

Dikutip dari Reuters, Senin (13/1), meski jatuh namun indeks utama bursa saham AS mencatat kenaikan dalam sepekan ini. AS mencatat pekerjaan domestik hanya meningkat sebesar 145.000 pada bulan lalu.

Angka ini berada di bawah perkiraan kenaikan yang ditarget mencapai 164.000. Di sisi lain, laporan yang dirilis pada Jumat lalu tersebut menunjukkan tingkat pengangguran berada di level terendah dalam 50 tahun terakhir yaitu sebesar 3,5 persen. Selain itu pendapatan per jam rata-rata naik 0,1 persen.

“AS memiliki awal yang sangat kuat untuk tahun ini, dipimpin oleh sejumlah faktor teknologi, meski data tenaga kerja kurang memuaskan,” ujar Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas Wedbush Securities di Los Angeles.

Dow Jones Industrial Average JJI turun 133,13 poin, atau 0,46 persen menjadi 28.823,77. Sedangkan S&P 500 SPX kehilangan 9,35 poin, atau 0,29 persen menjadi 3.265,35 dan Nasdaq Composite IXIC turun 24,57 poin, atau 0,27 persen menjadi 9.178,86.

Untuk minggu ini, S&P 500 naik 0,9 persen dan Dow menambahkan 0,7 persen. Sementara itu Nasdaq naik 1,8 persen.

Kenaikan ini menyusul ketegangan Amerika Serikat dan Iran yang mulai mereda dan harapan soal kesepakatan perdagangan AS-China. Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan akan segera ditandatangani pada 15 Januari.

Volume perdagangan di Wall Street mencapai 6,77 miliar saham, lebih rendah dibandingkan rata-rata perdagangan saham selama 20 hari terakhir sebanyak 7 miliar saham.

 

Leave a Comment