Wall Street Ditutup Anjlok, Imbas Pengangguran Naik Drastis Akibat Corona

Indeks utama Amerika Serikat (AS) Wall Street anjlok lebih dari 1,5 persen pada penutupan perdagangan Jumat (3/4) pekan lalu. Kejatuhan bursa saham AS tersebut disebabkan karena lonjakan kematian terkait virus corona di New York, pengangguran yang meningkat serta kekhawatiran perlambatan ekonomi yang mendalam.

Dikutip dari Reuters, Senin (6/4), Dow Jones Industrial Average (JJI) turun 360,91 poin atau 1,69 persen menjadi 21.052,53. Sementara S&P 500 (SPX) kehilangan 38,25 poin atau 1,51 persen menjadi 2.488,65. Sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) turun 114,23 poin atau 1,53 persen menjadi 7.373.08.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan 701.000 pekerjaan hilang selama Maret 2020. Data tersebut menunjukkan penyebaran virus corona membuat kegiatan ekonomi menjadi terhenti dan membuat lebih banyak orang AS tidak bekerja.

Penyebaran virus di seluruh dunia telah memaksa miliaran orang untuk tetap tinggal di dalam rumah. Kondisi ini memukul seluruh sektor, memicu PHK massal dan memaksa perusahaan mengambil langkah-langkah dramatis demi tetap mengumpulkan uang.

“Bahkan ketika investor bersiap untuk beberapa laporan ekonomi yang suram selama beberapa minggu ke depan, kami mendapat pengingat tentang apa yang akan terjadi melalui laporan pekerjaan hari ini,” ujar Mark Luschini, kepala strategi investasi di Janney Montgomery Scott di Philadelphia.

Indeks S&P 500 ditutup turun hampir 27 persen sejak penutupan tertinggi pertengahan Februari.

“Ini tidak seperti Desember 2018. Kami tidak mungkin melihat pemulihan berbentuk V karena kami bahkan belum mulai benar-benar menangani masalah utama di balik mengapa ini terjadi. Itu masih proses yang berkelanjutan. Ini akan memakan waktu,” kata Mike Turvey, ahli strategi perdagangan senior kelembagaan TD Ameritrade.

Dari 11 perusahaan sektor utama S&P 500, SPLRCU adalah penghambat terbesar. Saham ini turun 3,6 persen diikuti oleh material (SPLRCM) dan keuangan (SPSY), dengan penurunan lebih dari 2 persen.

Hanya emiten consumer goods (SPLRCS) yang mengakhiri perdagangan dengan naik 0,5 persen. Sebab di tengah pandemi ini masyarakat masih membutuhkan makanan dan membeli keperluan rumah tangga.

Sektor energi (SPNY) juga merupakan salah satu yang punya kinerja terbaik. Presiden Trump AS bertemu dengan para eksekutif perusahaan minyak AS di Gedung Putih dan mengatakan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Rusia Vladimir Putin sama-sama menginginkan sesuatu terjadi untuk menstabilkan pasar minyak global. Seperti diketahui, harga minyak dunia telah turun sekitar dua pertiga tahun ini.

Saham Walt Disney Co (DIS.N) turun 3 persen setelah ia mengatakan akan merumahkan beberapa karyawan AS bulan ini. Saham Tesla Inc (TSLA.O) naik 5,6 persen setelah pembuat mobil listrik itu mengatakan produksi dan pengiriman kendaraan utilitas sport Model Y lebih cepat dari jadwal.

Volume perdagangan di Wall Street mencapai 11,57 miliar saham, lebih rendah dibandingkan rata-rata perdagangan saham selama 20 hari terakhir sebanyak 15,75 miliar saham.

 

Leave a Comment