Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kembali mencatatkan rekor tertinggi pada penutupan perdagangan awal pekan ini. Rekor tersebut terjadi di tengah harapan lebih lanjut mengenai kesepakatan dagang AS-China.
Dilansir Reuters, Selasa (5/11), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 114,75 poin atau 0,42 persen menjadi 27.462,11, indeks S&P 500 (SPX) naik 11,36 poin atau 0,37 persen menjadi 3. 078,27 dan Nasdaq Composite (IXIC) bertambah 46,80 poin atau 0,56 persen menjadi 8.433,20.
Ketiga indeks langsung melesat setelah pejabat AS mengindikasikan kesepakatan perdagangan dengan China dapat ditandatangani bulan ini. Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan, lisensi sejumlah perusahaan AS untuk menjual komponen ke Huawei Technologies Co Ltd juga akan segera tiba.
Sebelumnya, pada Mei 2019, Trump memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam perdagangan AS. Huawei dinilai dapat mengancam ketahanan Negeri Paman Sam tersebut.
Sektor-sektor yang dianggap paling sensitif terhadap perang perdagangan pun meningkat. Indeks teknologi S&P 500 (SPLRCT) naik 0,6 persen, indeks Philadelphia Semiconductor (SOX) mencapai rekor tertinggi dan indeks industri S&P (SPLRCI) naik 1,2 persen.
Sementara itu, saham energi melonjak seiring dengan kenaikan harga minyak. Indeks energi S&P 500 (SPNY) naik 3,2 persen, sedangkan indeks keuangan S&P 500 (SPSY) naik 0,9 persen, dibantu oleh saham Berkshire Hathaway Inc (BRKa.N) yang laba kuartalannya melampaui ekspektasi.
Namun saham McDonald’s Corp (MCD.N) turun 2,7 persen, setelah perusahaan memecat Chief Executive Steve Easterbrook karena memiliki hubungan asmara dengan karyawan.
Saham Under Armour Inc (UAA.N) turun 18,9 persen, setelah pembuat pakaian olahraga ini menurunkan perkiraan pendapatan hingga akhir tahun ini, sehari setelah adanya konfirmasi penyelidikan terkait praktik akuntansi.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 7,53 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 6,55 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.