Ketiga indeks saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kembali melesat ke rekor tertinggi pada penutupan perdagangan Kamis (16/1). Hal ini didorong saham teknologi, data penjualan ritel yang solid, dan laba kuartalan yang optimis dari Morgan Stanley.
Dilansir Reuters, Jumat (17/1), Dow Jones Industrial Average melonjak 0,92 persen menjadi berakhir pada 29.297,64 poin, sedangkan S&P 500 naik 0,84 persen menjadi 3.316,89. Nasdaq Composite menambahkan 1,06 persen menjadi 9.357,13.
Saham Morgan Stanley (MS.N) melonjak 6,6 persen dan memimpin S&P 500. Laba bersih salah satu bank terbesar di AS ini mencapai USD 2,2 miliar di kuartal IV 2019, jauh lebih tinggi dari ekspektasi analis maupun kuartal yang sama tahun 2018 yang hanya USD 1,5 miliar.
Sentimen positif juga didorong oleh penjualan ritel di AS yang naik tipis 0,3 persen per Desember 2019. Ini sejalan dengan perkiraan para ekonom. Meskipun kenaikannya moderat, namun hal ini meredakan kekhawatiran investor karena laporan penjualan saat liburan mengecewakan, seperti Target Corp (TGT.N) dan J.C Penney Co Inc (JCP.N).
“Konsumen kuat dan itu terlihat dari penjualan ritel. Ini termasuk yang cukup baik, setelah beberapa bulan terakhir ini melambat,” kata Tom Martin, manajer portofolio di Globalt, Atlanta.
Sementara itu, saham teknologi membuat keuntungan baru. Indeks teknologi informasi S&P (SPLRCT) menambahkan 1,4 persen ke rekor tertinggi, memimpin kenaikan di antara sektor-sektor utama.
Saham Microsoft Corp (MSFT.O) naik 1,8 persen, juga didorong oleh perkiraan kinerja yang membaik dari produsen chip TSMC (2330.TW) (TSM.N).
Wall Street meningkat setelah China menandatangani kesepakatan dengan AS untuk menghentikan perang tarif, yang selama 18 bulan ini telah memukul pasar keuangan dan menghambat pertumbuhan global.
China diperkirakan akan mendorong pembelian barang dan jasa AS, sebagai imbalan atas penarikan kembali beberapa tarif yang merupakan bagian dari kesepakatan. Namun sejumlah masalah pelik lainnya masih belum terselesaikan.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 6,9 miliar saham, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 7,0 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.