Indeks saham utama AS atau Wall Street cetak rekor tertingginya pada penutupan perdagangan Kamis (12/12). Ini menyusul adanya ‘kesepakatan prinsip’ AS-China dalam penyelesaian perang dagang yang mengguncang pasar selama hampir dua tahun ini. Damai dagang antara keduanya pun, makin terlihat.
Dilansir Reuters, Jumat (13/12), Dow Jones Industrial Average naik 220,75 poin atau 0,79 persen menjadi 28.132,05, indeks S&P 500 naik 26,94 poin atau 0,86 persen menjadi 3.168,57, dan Nasdaq Composite naik 63,27 poin atau 0,73 persen menjadi 8.717,32.
Penguatan saham pagi ini, terjadi setelah cuitan Presiden Donald Trump di twitter yang menyatakan bahwa AS mendekati kesepakatan dagang dengan China pada Minggu (15/12). Sehingga, babak baru tarif barang-barang China pun mulai berlaku dan mencapai kesepakatan prinsip.
Wall Street mengharapkan adanya sinyal positif terkait penerapan tarif baru ini. Setidaknya, bisa membuat kemajuan atas perdagangan kedua negara.
“Sudah lama, proses yang menyakitkan untuk mencapai kesepakatan. Tentu saja ini adalah sesuatu yang dicari pasar, mungkin ini akan jadi pelemahan (Wall Street) jangka pendek terakhir yang nyata pada pasar,” ujar Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments di New Vernon, New Jersey.
Di antara sektor S&P 500, saham yang naik tajam pada Kamis ini yaitu sektor keuangan dan energi. Sementara kelompok defensif ada di sektor real estate dan utility yang menunjukkan pergerakan negatif.
Saham Delta Air Lines Inc (DAL.N) naik sebesar 2,9 persen karena perusahaan memproyeksikan kenaikan tahunan pada laba dan pendapatan di tahun 2020. Sedangkan, saham Facebook Inc (FB.O) malah turun 2,7 persen.
Sekitar 8 miliar saham berpindah tangan di Wall Street, jauh di atas rata-rata harian 6,7 miliar selama 20 sesi terakhir.