Bursa saham di Amerika Serikat (AS) atau Wall Street turun lebih dari 1 persen mengawali perdagangan pekan ini. Investor masih khawatir dampak virus corona yang mendorong terhambatnya sejumlah bisnis perusahaan.
Dilansir Reuters, Selasa (28/1), Dow Jones Industrial Average turun 1,38 persen menjadi 28.589,26. Begitu juga dengan indeks S&P 500 yang turun 1,36 persen menjadi 3.250,50, dan Nasdaq Composite turun 1,69 persen menjadi 9.157,36.
Indeks S&P 500 terhenti dari rekor tertingginya pekan lalu, setelah pemerintah China mengisolasi sejumlah kota dan menghentikan transaksi bisnis karena virus corona. Hal ini mengingatkan pada kasus virus SARS di 2003, yang menelan korban jiwa hingga 800 orang dan merugikan ekonomi global hingga miliaran dolar AS.
Saham yang terkait dengan perjalanan, termasuk maskapai penerbangan, kasino dan hotel, merupakan saham dengan penurunan tertinggi. Tak hanya itu, virus corona juga turut berdampak pada penurunan saham di sektor teknologi.
“Sudah ada kenaikan berlebihan, pasar sudah terlambat untuk koreksi. Jika Anda sudah mengambil untung pada Oktober lalu, itu bukan langkah yang buruk,” kata Randy Frederick, Wakil Presiden Perdagangan dan Derivatif di Charles Schwab di Austin, Texas.
Apple Inc, Microsoft Corp, Alphabet Inc, dan Amazon.com Inc turun antara 1,6 persen dan 3 persen.
Wynn Resorts Ltd, Melco Resorts & Entertainment Ltd, dan Las Vegas Sands Corp, yang memiliki bisnis besar di China, merosot antara 3,7 persen dan 6,9 persen. Indeks NYSE Arca Airline juga turun 3,0 persen.
Yum China Holdings Inc turun 4,4 persen, setelah perusahaan cepat saji itu menyatakan akan menutup sementara beberapa toko KFC dan Pizza Hut di Wuhan.
Pengukur kekhawatiran pasar di Wall Street, indeks Volatilitas CBOE, melonjak ke level tertinggi sejak 10 Oktober 2019.
Imbal hasil surat utang AS atau US Treasury saat ini juga berada dalam posisi terendah dibandingkan tiga bulan lalu. Akibatnya, harga obligasi menjadi lebih mahal.
Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun telah merosot hampir 15 basis poin di pekan ini, penurunan mingguan terbesar dalam tiga bulan terakhir. Sedangkan yield US Treasury tenor 30 tahun turun 16 basis poin minggu ini, penurunan mingguan terbesar dalam empat bulan.
Indeks energi S&P juga harus turun 2,5 persen, karena harga minyak mentah yang kembali merosot di bawah USD 60 per barel. Investor pun semakin kalang-kabut, karena permintaan minyak bisa melambat akibat virus corona.
Meski demikian, laporan kinerja perusahaan diharapkan dapat memberikan angin segar ke Wall Street. Adapun pada pekan ini, perusahaan seperti Apple, Microsoft, dan Boeing juga sangat dinantikan investor.