Indeks utama Wall Street kembali anjlok pada penutupan perdagangan Rabu (15/4). Data ekonomi dan laporan laba kuartal I 2020 emiten menambah kekhawatiran investor terhadap pandemi virus corona.
Dilansir Reuters, Kamis (16/4), Dow Jones Industrial Average turun 445,41 poin atau 1,86 persen menjadi 23.504,35, indeks S&P 500 kehilangan 62,7 poin atau 2,20 persen menjadi 2.783,36, dan Nasdaq Composite turun 122,56 poin atau 1,44 persen menjadi 8.393,18.
Saham Bank of America (BAC.N) dan Citigroup Inc (C.N) juga anjlok, menyusul JPMorgan Chase & Co (JPM.N) dan Wells Fargo & Co (WFC.N) yang mengalami penurunan laba di kuartal I 2020.
Selain itu, laba kuartalan Goldman Sachs Group Inc (GS.N) juga hampir berkurang setengahnya, karena menyisihkan lebih banyak uang untuk menutupi pinjaman perusahaan yang diperkirakan akan bangkrut dalam beberapa bulan mendatang.
Saham Citigroup dan Bank of America masing-masing turun lebih dari 5 persen pada hari itu, sementara saham Goldman berakhir hampir datar.
Sebagai bukti lebih lanjut kerusakan ekonomi akibat virus corona, penjualan ritel AS anjlok 8,7 persen pada Maret 2020.
Tak hanya itu, manufaktur juga turun bahkan terendah dalam 74 tahun dan sebuah survei menunjukkan aktivitas manufaktur di negara bagian New York merosot pada April ke level terendah dalam sejarah.
“Saya tidak yakin pemulihan akan sekuat yang dikatakan semua orang,” kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Investment Management di Chicago.
Dana Moneter Internasional (IMF) juga telah meramalkan tahun ini ekonomi global akan mengalami resesi atau minus 3 persen, penurunan paling tajam sejak 1930.
Saham J.C. Penney Co Inc (JCP.N) turun 27,3 persen karena sumber mengatakan peritel ini sedang menjajaki pengajuan perlindungan kebangkrutan akibat pandemi COVID-19.
Sementara itu, perusahaan asuransi kesehatan terbesar di AS, UnitedHealth Group Inc (UNH.N), naik 4,1 persen karena mempertahankan prospek laba tahun ini, di saat perusahaan besar lainnya pesimis karena pandemi corona.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 10,95 miliar saham, jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 14,28 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.