Tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) anjlok lebih dari 4 persen pada perdagangan Rabu (1/4) waktu setempat. Merosotnya indeks saham-saham tersebut usai Presiden AS Donald Trump menyebut korban meninggal akibat virus corona bisa bertambah.
Mengutip Reuters, Kamis (2/4), Trump menyebut masa-masa kritis jumlah korban virus corona akan terjadi dalam dua pekan ke depan. Akibatnya, Dow Jones Industrial Average turun 4,44 persen ke 20.943,51. Indeks S&P 500 turun 4,41 persen ke 2.470,50, dan Nasdaq Composite turun 4,41 persen ke 7.360,58.
Menilik data, ekonomi AS sebenarnya juga menunjukkan kondisi suram. Aktivitas manufaktur selama Maret banyak yang tertekan, pesanan baru di pabrik-pabrik AS jatuh ke level terendah dalam 11 tahun terakhir.
Berdasarkan laporan ADP National Employment, jumlah pembayaran gaji swasta juga terpantau turun kepada 27.000 pekerja selama bulan lalu.
Akan tetapi, investor lebih fokus pada komentar Trump dan Gubernur New York Andrew Cuomo tentang kondisi penyebaran COVID-19. New York merupakan negara bagian dengan kasus paling banyak.
Chief Investment Officer Independent Advisor Alliance Chris Zaccarelli memperkirakan bahwa penurunan pasar saham akan berlangsung lebih lama. Menurutnya, investor tengah menimbang bahwa virus corona akan melanda AS lebih lama daripada perkiraan semula.
“Komentar Trump dan Cuomo menunjukkan kondisi akan memburuk sebelum akhirnya membaik. Lebih lama orang-orang tinggal di rumah, akan lebih lama ekonomi dimulai kembali dan akan lebih lama lagi laba korporasi kembali,” ujarnya kepada Reuters.
Sementara itu, Chief investment officer Huntington National Bank John Augustine menuturkan penyebaran virus corona pun menyebabkan investor lebih cemas menunggu kinerja keuangan kuartal pertama yang dimulai sekitar dua pekan. Beberapa emiten telah menarik prediksi.
“Kita belum tahu dampak ekonomi dan laba,” katanya.