Pada perdagangan Rabu (4/10/2023), indeks saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup menguat. Hal itu didorong data ekonomi terbaru yang menunjukkan gaji pekerja swasta di AS meningkat, kurang dari perkiraan pada September.
Dikutip dari Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 127,17 poin, atau 0,39 persen menjadi 33.129,55. S&P 500 naik 34,3 poin, atau 0,81 persen menjadi 4.263,75, dan Nasdaq Composite bertambah 176,54 poin, atau 1,35 persen menjadi 13.236,01.
Beberapa saham mega-cap termasuk Amazon.com (AMZN.O) ditutup lebih tinggi. Ford Motor (F.N) hampir datar bahkan ketika produsen mobil tersebut membukukan kenaikan hampir 8 persen penjualan mobil AS untuk kuartal III 2023.
Kebijakan konsumen (.SPLRCD) naik 2 persen mendorong kenaikan pada sektor-sektor S&P 500, diikuti oleh sektor jasa komunikasi (.SPLRCL) dan teknologi (.SPLRCT), karena imbal hasil Treasury AS turun dari level tertinggi dalam 16 tahun.
Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP mendapat dukungan dari investor yang khawatir terhadap kenaikan suku bunga dan kemungkinan bahwa Federal Reserve mungkin perlu mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
“September ini kami melihat adanya pergeseran keyakinan para ahli dan investor. Sepertinya kita akhirnya menyadari suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, dan gagasan The Fed akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat adalah fiksi,” ujar wakil presiden senior dan penasihat Wealthspire Advisors, Oliver Pursche.
Data lain menunjukkan pesanan baru untuk barang-barang buatan AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Agustus, meskipun laporan pekerjaan pada September adalah sorotan utama pada minggu ini.
Investor yang mencari data non-ekonomi sebagai fokusnya berharap agar laporan pendapatan kuartal III dimulai pada pertengahan bulan. Pendapatan perusahaan S&P 500 diperkirakan meningkat 1,6 persen tahun-ke-tahun untuk kuartal ini, menurut data LSEG.
DIPREDIKSI MELEMAH
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan Kamis (5/10). Pada perdagangan Rabu, IHSG ditutup melemah 54,311 poin atau 0,78 persen ke level 6.886,576.
Analis Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menyebutkan sebelum ditutup pada level 6.886.576 tersebut, IHSG sempat uji critical level 6.850.
Menurutnya, dengan pelemahan tersebut terjadi pelebaran negative slope pada MACD dan Stochastic RSI tertahan pada oversold area. Jika bertahan di atas 6.850, IHSG berpeluang technical rebound pada Kamis.
“Uncertainly risk yang membayangi pasar keuangan global menyusul pernyataan hawkish Kepala The Fed dalam FOMC terakhir menjadi salah satu faktor yang dinilai memicu sikap wait and see pelaku pasar,” tulis Alrich dalam risetnya.
Kondisi ini diindikasikan oleh penguatan indeks USD sebesar 2.73 persen dalam sebulan terakhir, melanjutkan kecenderungan penguatan sejak pertengahan Juli 2023.
Penguatan indeks USD tersebut berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Rupiah melemah 2.23 persen pada periode yang sama.
Alrich menilai kondisi-kondisi tersebut diikuti kecenderungan net sell investor asing dari pasar modal Indonesia dengan akumulasi net sell investor asing yang mencapai Rp 4 triliun dalam satu bulan terakhir.
Selain itu, menurutnya kondisi ini turut memicu sikap wait and see investor di Indonesia, meskipun data-data ekonomi domestik relatif solid.
“Mempertimbangkan sentimen di atas, sebaiknya jangan terlalu agresif, pelaku pasar dapat mencermati peluang buy on support pada TLKM, PGAS, JSMR, MIDI dan TBIG,” tutur Alrich.
Senada, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, memperkirakan IHSG berpotensi melemah pada Kamis (5/10). Prediksinya, IHSG pada rentang 6.789-6.978.
“Perkembangan IHSG saat ini terlihat sedang menguji support level terdekat,” tutur William.
Hal tersebut dikarenakan gelombang tekanan masih terlihat cukup besar yang berasal dari sentimen luar negeri. Akibatnya, nilai tukar rupiah menjadi fluktuatif. Kendati demikian, William mengatakan peluang tetap dapat dimanfaatkan untuk mendukung capital gain dari saham yang memiliki fundamental kuat.
“Kondisi IHSG sendiri dalam jangka panjang masih menunjukkan potensi kenaikan yang cukup besar, mengingat kondisi perekonomian yang masih stabil,” tutup William.
William merekomendasikan saham BMRI, TLKM, INFD, BBCA, SMRA, ASRI, dan ICBP.