Indeks utama saham di Amerika Serikat (AS) atau Wall Street berbalik arah dari rekor tertingginya pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Meskipun data ketenagakerjaan AS menunjukkan pertumbuhan.
Dilansir Reuters, Senin (10/2), Dow Jones Industrial Average turun 0,58 persen menjadi 29.208,83, indeks S&P 500 turun 0,44 persen menjadi 3.331.09, dan Nasdaq Composite turun 0,56 persen menjadi 9.519,02.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah pembayaran gaji di sektor non-pertanian meningkat 225.000 pekerjaan. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata prediksi analis yang hanya 160.000 pekerjaan.
Namun, lapangan kerja baru di AS sejak April 2018 hingga Maret 2019 hanya tumbuh 514.000 pekerjaan. Angka ini melambat dibandingkan sebelumnya.
“Investor saat ini lebih suka melihat ekonomi yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, karena ekonomi yang kuat menunjukkan suku bunga yang akan lebih tinggi,” kata Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments, kantor investasi di New Vernon, New Jersey.
Saham teknologi, yang mengungguli pasar minggu lalu, tergelincir 0,7 persen. Sektor ini membebani sebagian besar pada S&P 500.
Meski demikian, kekhawatiran investor sedikit mereda terkait virus corona, setelah Pemerintah China memberikan stimulus agar virus mematikan itu tak menghantam ekonomi global.
AbbVie Inc naik 4,3 persen, setelah produsen obat ini memperkirakan laba 2020 akan di atas ekspektasi analis.
Saham Uber Technologies Inc naik sekitar 5,7 persen, setelah perusahaan transportasi ini menargetkan keuntungan akan bisa dicapai hingga akhir 2020, satu tahun lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.
Sementara Take-Two Interactive Software Inc merosot 10,6 persen, setelah laba kuartalan perusahaan videogame ini meleset dari estimasi.