Mengatur keuangan penting buat masa depan. Karena itulah pasangan yang baru menikah kudu langsung memikirkan cara mengatur keuangan.
Satu hal pokok dalam pengaturan keuangan adalah adanya anggaran. Anggaran ini berisi daftar pemasukan dan pengeluaran. Duit yang keluar dan masuk dari keluarga kelak hanya didasarkan pada anggaran tersebut.
Mungkin pengalaman dari persiapan pernikahan bisa menjadi pelajaran. Terutama ketika menyiapkan resepsi. Terlebih bila resepsi dibiayai sendiri atau dengan bantuan sedikit dari orang tua.
Terbayang sudah bagaimana harus detail membuat check list kebutuhan plus biayanya. Angka yang dimasukkan harus pas agar tidak nombok kemudian.
Tentu ada perbedaan mengatur keuangan saat baru menikah dengan ketika menyiapkan resepsi. Apalagi bila resepsi diatur oleh satu pihak saja seperti dalam sejumlah tradisi pernikahan di Indonesia.
Kalau bicara soal mengatur keuangan buat pasangan baru, kedua belah pihak memiliki tanggung jawab yang sama. Meski begitu, ada beberapa hal yang menjadi fokus individu karena berkaitan dengan tanggung jawab pribadi sebagai suami atau istri.
Simak pembagian tanggung jawab itu dalam tips mengatur keuangan buat pasangan yang baru menikah berikut ini:
Mengatur Keuangan Bersama
Pertama-tama, berlatihlah untuk mengatur keuangan bersama. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan.
1. Tabungan bersama
Buat yang menikah tanpa perjanjian pranikah (prenuptial agreement), membuka tabungan bersama bisa menjadi salah satu cara mengatur keuangan buat keluarga. Tabungan ini berisi dana yang disisihkan dari pendapatan bersama.
Tujuannya adalah menjadi dana untuk kebutuhan pada masa mendatang. Kalau belum punya rumah, misalnya, dana ini bisa dikumpulkan sedikit demi sedikit untuk bayar persekot rumah. Bisa juga tabungan bersama dipakai buat membiayai rencana pendidikan anak.
Dana darurat untuk kebutuhan yang bersifat mendadak juga bisa dimasukkan di sini. Tabungan bersama ini tak boleh diutak-atik kecuali untuk tujuan yang sudah disepakati.
2. Cross check pengeluaran
Suami dan istri mesti bekerja bareng untuk memastikan pengeluaran telah sesuai dengan rencana anggaran. Pengecekan sebaiknya dilakukan secara rutin, misalnya tiap seminggu sekali.
Tujuannya adalah mencegah anggaran bocor untuk hal yang tak direncanakan. Ketika ada yang bocor sedikit saja, dampaknya akan terasa. Dari pengecekan ini bisa dilakukan antisipasi dan mencari solusi bersama bila memang muncul kebocoran anggaran.
Sebagai contoh, batas pengeluaran bersama dalam sepekan adalah Rp500 ribu. Tapi ternyata ada pembelian barang yang membuat pengeluaran menjadi Rp600 ribu.
Jalan keluar yang bisa diambil adalah mengurangi batas pengeluaran pada pekan berikutnya, dari Rp500 ribu menjadi Rp400 ribu. Pengurangan itu menjadi kompensasi atas kebocoran pada pekan sebelumnya demi menjaga anggaran tetap seimbang dan sesuai dengan rencana.
3. Saling transparan
Keluarga idaman adalah keluarga yang anggotanya sama-sama terbuka. Sikap transparan harus menjadi prinsip buat suami dan istri jika ingin membangun keluarga yang adem ayem.
Jadi kedua pihak mesti bisa saling mempercayai dan jujur. Contohnya suami mendapat bonus Rp10 juta. Yang dilaporkan ke istri juga senilai nominal itu.
Atau suami ternyata punya utang sebelum menikah. Problem keuangan itu sebaiknya dibicarakan ke istri untuk dicarikan solusinya bersama
4. Tanam investasi
Investasi saat ini telah menjadi langkah keuangan yang mudah dan murah. Tak perlu tahu detail apa itu bursa saham, orang bisa berinvestasi lewat reksadana.
Demikian pula yang hendak investasi emas. Sarana investasi pun makin beragam. Orang bisa berinvestasi di platform jual-beli online populer seperti Bukalapak dan Tokopedia.
Sebagai keluarga baru, sebaiknya memikirkan langkah investasi ini untuk kepentingan bersama. Sebab, imbal hasil tabungan berupa bunga jauh lebih sedikit, tak kuat menahan besarnya inflasi.
Sebagai langkah awal, bisa pilih investasi yang ramah pemula seperti reksadana pendapatan tetap. Bisa pula investasi emas. Modalnya tak sampai Rp1 juta.
Investasi lain yang lebih aman adalah properti. Tapi butuh modal besar buat investasi yang imbal hasilnya juga besar dalam jangka panjang ini.
Mengatur Keuangan Pribadi
Selain mengatur keuangan bersama pasangan, ada baiknya untuk mengatur keuangan pribadi pula. Sebab, pengelolaan keuangan rumah tangga harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Nah, berikut caranya.
1. Tahan nafsu
Setiap orang punya nafsu untuk bersikap konsumtif alias membeli barang yang sebenarnya tak terlalu dibutuhkan. Tanggung jawab pribadi orang yang baru menikah adalah menahan nafsu ini sekencang-kencangnya.
Mahligai pernikahan yang baru seumur jagung rentan porak-poranda akibat nafsu beli..beli..dan beli ini. Terlebih bila didasari hobi.
Misalnya suami hobi mengoleksi action figure. Karena takut dilarang, ia beli dulu satu barang, baru lapor ke istri. Atau malah tidak lapor istri sama sekali.
Bila ini menjadi kebiasaan, keuangan keluarga bisa terganggu. Bahkan bisa timbul ketidakpercayaan dari pihak yang dibohongi. Kecuali hartanya tak habis tujuh turunan, ya, itu bisa dimaklumi.
2. Bikin catatan
Meski sudah ada catatan anggaran bersama, sebaiknya baik istri maupun suami juga punya catatan pengeluaran sendiri. Isinya adalah berbagai macam pengeluaran masing-masing.
Sedapat mungkin catat pengeluaran dari yang kecil hingga yang besar. Catatan ini bisa menjadi tolok ukur dalam mengatur keuangan pada periode selanjutnya.
Bila memungkinkan, angka dalam catatan ini menjadi batas pengeluaran pada periode berikutnya. Tak boleh dilampaui, jika bisa justru lebih sedikit.
Sejatinya prinsip dalam mengatur keuangan dalam keluarga baru itu simpel. Ada dua yang utama, yakni disiplin dan saling memperhatikan
Ketika merintis keuangan keluarga yang kokoh, istri dan suami mesti sama-sama disiplin menaati rencana anggaran yang telah dibikin. Keduanya juga harus saling memperhatikan untuk menegur jika ada yang melanggar dan memuji jika berhasil dalam soal finansial.
Tagged With : cara mengatur keuangan • keuangan pribadi