Pada perdagangan hari Rabu (16/8/2023), bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup melemah. Hal itu dipengaruhi setelah risalah bank sentral Federal Reserve (The Fed) menunjukkan pejabat bank sentral terbagi atas perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan terakhir mereka.
Mengutip Reuters, Kamis (17/8), S&P 500 kehilangan 33,53 poin atau 0,76 persen, ditutup pada 4.404,33 poin. Indeks sekarang turun 1,9 persen selama dua sesi terakhir, penurunan dua hari terdalam sejak April.
Nasdaq Composite turun 156,42 poin atau 1,15 persen menjadi 13.474,63 poin. Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 180,65 poin atau 0,52 persen menjadi 34.765,74 poin.
Risalah pertemuan kebijakan moneter Fed bulan Juli menyiratkan sebagian besar pembuat kebijakan terus memprioritaskan pertempuran melawan inflasi, menambah ketidakpastian di kalangan investor tentang prospek suku bunga.
“Saya pikir pasar akan gelisah mengenai apa yang akan dilakukan Fed sepanjang September dan hingga Oktober,” kata Peter Tuz, presiden CHase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.
Kerugian saham bank semakin lama, dengan indeks bank S&P 500 juga masih jadi sentimen negatif, turun 1 persen dan Bank of America memimpin kerugian di antara bank-bank besar berakhir lebih rendah 2,2 persen.
Ekuitas mengalami masa sulit bulan Agustus, di mana S&P 500 berada pada posisi terendah satu bulan karena data menggarisbawahi inflasi yang kaku dan ekonomi yang kuat memicu kekhawatiran suku bunga tetap tinggi lebih lama.
Sementara sebagian besar investor memprediksi pengetatan moneter Fed akan segera berakhir, juga masih khawatir mengenai bank sentral dapat mempertahankan suku bunga lebih lama di level saat ini. (*)