Dalam testimoni keduanya di hari Kamis (11/Juli) ini, Ketua The Fed Jerome Powell kembali mengindikasikan pemotongan suku bunga acuan di akhir bulan ini. Lambatnya investasi bisnis gara-gara perang dagang dan perlambatan global, menjadi alasan bahwa kebijakan moneter AS perlu dikendurkan.
Di hadapan Kongres di Capitol Hill–Powell tidak bergeser dari pandangan yang disampaikannya di hadapan House Financial Services Committee kemarin–bahwa ia berkomitmen untuk mengatur supaya The Fed “bertindak sesuai” demi mempertahankan perekonomian.
Penampilan Powell hari ini semakin memperkuat ekspektasi pasar finansial, bahwa suku bunga acuan The Fed akan diturunkan, secepatnya dalam rapat FOMC yang akan digelar pada tanggal 30-31 Juli mendatang.
3 Risiko Yang Mendasari Kebijakan Akomodatif
Dalam kesempatannya untuk berbicara di hadapan para anggota Senate Banking Committee kali ini, Powell mengulang “khotbah” tiga risiko yang mengancam ekspansi ekonomi AS saat ini, antara lain: ketidakpastian perdagangan, perlambatan pertumbuhan global, dan inflasi rendah yang membandel.
Namun secara umum, ekonomi AS disebutnya masih dalam “posisi yang bagus” dan Belanja Konsumen pun masih mantap. Sayangnya, ketidakpastian yang didalangi oleh kebijakan perdagangan Trump, membebani Outlook ekonomi AS ke depan.
“Contohnya, perusahaan-perusahaan mulai menahan diri dari investasi,” kata Powell dalam menanggapi pertanyaan dari Senator Tim Scott, dari partai Republik South Carolina. “Kita melihat bahwa investasi bisnis telah melemah, setelah cukup kuat pada tahun 2017 dan sangat kuat di tahun 2018.”
Powell menambahkan bahwa investasi bisnis yang merupakan tonggak penting ekonomi AS sudah sangat melambat sekarang. Penyebabnya adalah perang dagang dan melambatnya pertumbuhan global. Oleh sebab itu, ia dan rekan-rekannya di komite FOMC, akan mulai mempertimbangkan kebijakan akomodatif sebagai langkah yang sesuai untuk kondisi saat ini.