Covid-19 ternyata memberikan nuansa lain bagi sistem pangan lokal. Bagaimana tidak, memutus rantai penularan virus corona adalah dengan mengurangi kontak fisik dalam berbagai aktivitas sehari-hari, termasuk yang berhubungan dengan rantai makanan. Bayangkan betapa panjangnya proses yang dilalui makanan, mulai dari panen oleh petani hingga sampai di piring anda. Perjalanan hasil panen ke wilayah yang berbeda-beda sangat bergantung kepada rantai pasok yang kompleks. Jika terganggu, hal ini dapat mempengaruhi pasokan makanan dan dapat memicu sistem krisis pada sistem penyediaan makanan secara global.
Sistem Pangan Lokal di Tengah Pandemi
Ancaman ini terlihat nyata selama pandemi akibat covid-19. Kekurangan tenaga kerja, gangguan aliran logistik, dan ketidakpastian permintaan dan penawaran telah memberikan dampak yang signifikan terhadap produksi, distribusi, dan keberlanjutan sistem pangan secara keseluruhan. Akibatnya, banyak rak di supermarket yang kosong, kekurangan sumber makanan, banyak pabrik yang tutup, ekspor terhenti, dan terjadi kerawanan pangan secara global.
Ancaman krisis sistem pangan global dapat dimitigasi melalui sistem pangan lokal yang kuat, disertai rantai pasok yang transparan dan mampu memberdayakan masyarakat setempat. Dengan demikian, ketahanan pangan lokal dapat ditingkatkan. Sebagai reaksi terhadap pandemi covid-19, World Economic Forum menyarankan negara maupun masyarakat secara keseluruhan untuk mendukung sistem pangan lokal. Sistem pangan lokal memiliki rantai pasok yang lebih pendek dan jelas, serta diharapkan mampu memenuhi prioritas lokal.
Terkait dengan itu, Cambridge University menyembut dampak covid-19 terhadap sistem pangan lokal sebagai suatu bab baru di bidang ketahanan pangan global. Sebuah survey yang dilakukan di United Kingdom menemukan bahwa 35% konsumen saat ini lebih banyak membeli makanan lokal dibanding sebelum krisis. Sebagai reaksi terhadap pandemi, sejumlah inisiatif pangan lokal pun bermunculan, seperti konsep urban farming, kebun komunitas, produksi komersil lokal, pasar petani, dan semacamnya.
Sistem Pangan Lokal Untuk Masa Depan Ketahanan Pangan
Ada beberapa alasan mengapa sistem pangan lokal menjadi andalan untuk ketahanan pangan di masa depan. Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Sumber pangan lokal menguntungkan masyarakat setempat. Konsumsi pangan lokal akan menciptakan rantai komoditas yang berkelanjutan di tingkat lokal. Konsumsi lokal dapat membantu menciptakan loyalitas konsumen dan mendorong terciptanya koneksi antara manusia di dalam komunitas. Hal semacam ini sangat penting selama masa krisis.
- Sumber pangan lokal baik untuk perekonomian lokal. Ya, PHK, penutupan banyak usaha, dan pembatasan mobilitas sangat mempengaruhi perekonomian lokal. Saat mata pencaharian berkurang, dan terjadi kekurangan bahan pangan akibat covid-19, maka gerakan memperkuat sistem pangan lokal diharapkan dapat mendorong pertumbuhan usaha-usaha pangan di pedesaan. Para petani di seluruh dunia mengendalikan distribusinya sendiri. Jika masyarakat membeli bahan makanan dari para petani lokal, uang akan berputar di sekitar masyarakat tersebut, sehingga perekonomian lokal terus bergerak.
- Sumber pangan lokal lebih sehat dan aman. Makanan lokal biasanya dipanen setelah matang sempurna, dan langsung dikonsumsi setelahnya. Jadi, makanan lokal pastinya lebih segar dan lebih bernutrisi, sehingga khasiatnya untuk menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh juga lebih kuat. Sebuah penelitian di Tahun 2018 yang dilaporkan di International Journal of Food Sciences and Nutrition menemukan bahwa ternyata kandungan vitamin C brokoli impor hanya separuh dari kandungan vitamin C brokoli lokal.
- Sumber pangan lokal lebih tahan terhadap gamgguan rantai pasok. Kepadatan dan kompleksitas sistem pangan yang lokasinya tersebar membuatnya lebih rentan terhadap gangguan rantai pasok. Misalnya, masalah transportasi bisa menyebabkan gangguan pasokan makanan yang harus dibawa ratusan mil hingga sampai ke tangan konsumen. Hal yang sama juga terjadi jika terdapat gangguan di pabrik pengolahan, pabrik pengemasan, atau di pusat-pusat distribusi. Sebaliknya, sistem pangan lokal tidak begitu bergantung kepada tenaga kerja, transportasi, pengemasan, atau distribusi. Sumber produksi yang mudah diakses membuatnya sistem rantai pasoknya lebih tahan.
- Sumber pangan lokal lebih aman untuk lingkungan. Lamanya perjalanan makanan mulai dari produksi hingga konsumsi tentunya memberikan dampak terhadap lingkungan di setiap tahapannya (baik melalui pengemasan, pengolahan, transportasi, atau distribusi). Jarak yang lebih dekat antara produsen dengan konsumen pada sistem pangan lokal menimbulkan dampak karbon yang lebih kecil serta limbah lebih sedikit.
Sebelum pandemi covid-19, masalah ketahanan pangan umumnya terkonsentrasi di daerah-daerah berkembang. Namun, masalah ini telah terjadi di seluruh dunia, baik negara kaya maupun negara miskin. Meskipun sistem pangan global memberikan akses dan variasi pangan yang lebih besar kepada populasi dunia, sistem pangan lokal tetap mampu memperkuat sistem pangan global.
Teknologi dapat memainkan peran penting dalam mengentaskan kerentanan sistem pangan lokal, seperti kerentanan terhadap perubahan iklim, tanaman musiman, skala ekonomi yang kecil, dan pasar yang lebih kecil. Teknologi dapat meningkatkan konektivitas konsumen dengan produsen, sehingga pasar dan produksi menjadi lebih efisien. Dengan kata lain, para pelaku usaha pangan lokal kini memiliki peran yang sangat besar terhadap sistem pangan global.
Tagged With : Agribisnis • Bentuk-bentuk Bisnis • bisnis • Usaha Makanan