PADA hari ini, nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS (USD) diperkirakan bisa menguat capai Rp 15.500 hingga Rp 15.700.
Mengutip data Financial Times sebelumnya, Senin (13/4), nilai tukar rupiah pada pukul 9.11 WIB bergerak stagnan di Rp 15.700,00 terhadap dolar AS.
“Dalam perdagangan hari ini rupiah kemungkinan masih akan menguat di level Rp 15.500 – Rp 15.700,” ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, Selasa (14/4).
Ibrahim menuturkan, walau cadangan devisa nasional pada akhir Maret 2020 sebesar USD 121 miliar, turun USD 9,4 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, dari dalam negeri sentimen positif datang dari otoritas moneter tanah air. Hal itulah, salah satu yang jadi sentimen positif bagi rupiah.
Selai itu, menurutnya Bank Indonesia (BI) juga telah menyepakati kerja sama repurchase agreement (repo) line dengan bank sentral AS, The Fed. Bank Sentral AS nantinya akan menyiapkan stok dolar AS hingga USD 60 miliar jika BI membutuhkan.
“BI yang akan mengumumkan suku bunga pada hari Selasa (14/4) bisa juga bisa menjadi penggerak pasar keuangan dalam negeri. Rupiah bergerak lebih stabil belakangan ini, bahkan menguat tajam pada pekan lalu,” terang Ibrahim.
Tak hanya faktor internal, Ibrahim pun menyebut peluang rupiah menguat juga tak lepas dari faktor eksternal. Seperti respons atas stimulus yang diumumkan bank sentral AS (The Fed) pada Kamis lalu.
“Bank sentral paling powerful di dunia tersebut mengumumkan detail salah satu stimulusnya berupa pinjaman lunak ke dunia usaha senilai USD 2,3 triliun,” kata dia.
Program yang diberi nama main street tersebut, Ia melanjutkan, akan diberikan kepada perusahaan dengan jumlah tenaga kerja hingga 10.000 orang, dan pendapatan kurang dari USD 2,5 miliar pada tahun 2019 lalu. Pembayaran pokok dan bunga pinjaman tersebut akan ditangguhkan selama satu tahun.
“Selain The Fed, Uni Eropa juga mengucurkan stimulus senilai 500 miliar euro guna membantu perekonomian negara-negara anggota zona eropa yang tertekan akibat pandemi corona,” ujar Ibrahim.
IHSG MELEMAH
Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah hari ini. Laju IHSG akan bergerak di level support 4.558 dan level tertinggi 4.682 sepanjang perdagangan hari ini. Kemarin, Senin (13/4), IHSG ditutup melemah di level 4.623,89 atau turun 0,54 persen. Demikian menurut Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan.
Menurut Dennies, kemarin IHSG ditutup melemah melihat perkembangan COVID-19 di dalam negeri yang semakin parah. Di sisi lain, investor cenderung wait and see menunggu RDG Bank Indonesia.
“IHSG diprediksi melemah. Secara teknikal candlestick membentuk doji tertahan di sekitar support jangka pendek indikator stochastic membentuk deadcross mengindikasikan potensi mengalami koreksi jangka pendek,” tulis Dennies dalam risetnya, Selasa (14/4).
Menurut Dennies, pergerakan IHSG hari ini masih akan dibayangi perkembangan terkait COVID-19 dan pernyataan BI terkait suku bunga.
Sementara itu, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG saat ini terlihat masih akan melemah.
Menurut William, data perekonomian tentang suku bunga yang akan dilansir hari ini akan turut memberikan warna terhadap pola gerak IHSG.
“Momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka panjang,” ujarnya.
Berikut beberapa saham unggulan yang direkomendasikan William: PT Telekomunikasi Indonesia Persero (TLKM), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).