Satu Indeks Wall Street Tertekan, Imbas Pendukung Trump Serbu Gedung Kongres AS

Wall Street mengalami tekanan pada penutupan perdagangan Rabu (6/1) waktu Amerika Serikat. Satu dari tiga indeks utamanya yaitu Nasdaq Composite turun 78,17 poin karena dampak demonstrasi pendukung Donald Trump yang menyerbu Gedung US Capitol.

Dilansir dari Reuters, Kamis (7/1), Nasdaq Composite ditutup turun 78,17 poin atau 0,61 persen menjadi 12.740,79. Sedangkan dua indeks utama lainnya yaitu Dow Jones Industrial Average ditutup 437,8 poin lebih tinggi atau naik 1,44 persen menjadi 30.829,4 dan S&P 500 naik 21,28 poin atau 0,57 persen menjadi 3.748,14.

Seperti dilaporkan juga oleh Reuters, masa pendukung Trump memaksa masuk ke gedung Kongres, US Capitol. Mereka menggelar protes terkait kekalahan Trump pada pemilu lalu. Protes dilakukan saat anggota parlemen AS tengah membahas pengesahan Joe Biden menjadi Presiden.

Demo ini pun berakhir ricuh, satu orang tertembak. Joe Biden menyebut tindakan para pendukung Trump yang menyerbu gedung US Capitol sebagai pemberontakan. Para anggota parlemen pun dievakuasi.

“(Dampak protes pendukung Trump) belum berpengaruh pada penurunan pasar yang tajam. Ada investor yang datang juga. Ini agak mengejutkan secara visual untuk melihat ini terungkap di televisi,” kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York.

Sebelum protes pendukung Trump, sektor keuangan di bursa saham AS masih tercatat tinggi. Sedangkan sektor material, industri, dan energi menahan kenaikannya.

Saham bank yang sensitif terhadap suku bunga juga naik, mengikuti lonjakan dalam patokan imbal hasil Treasury AS 10 tahun di atas 1 persen.

Seperti diketahui, Trump menolak hasil perolehan surat suara di negara bagian AS, Georgia. Sementara itu, Wakil Presiden AS Mike Pence membuka sesi bersama kongres untuk secara resmi mengesahkan kemenangan Presiden Demokrat terpilih Joe Biden.

Senat yang dikendalikan Demokrat, biasanya mengantarkan peningkatan pengeluaran fiskal dan kemungkinan kenaikan pajak. Menurut Manajer Portofolio Senior di GLOBALT Investments Atlanta, Tom Martin, ini akan menjadi langkah positif untuk pertumbuhan ekonomi global.

“Orang-orang fokus pada stimulus yang akan datang. Pertanyaannya adalah seberapa besar itu dan apa yang akan terkandung di dalamnya. Tapi kapan pun Anda memiliki uang tambahan untuk dibelanjakan, itu positif bagi pasar,” kata Tom.

Indeks nilai Russell 1000, yang sangat menekankan pada sektor siklus naik 2,5 persen. Meningkatnya risiko pengawasan antimonopoli dari Big Tech menekan saham perusahaan.

Saham Apple Inc, Microsoft Corp, Amazon.com Inc, induk Google Alphabet Inc dan Facebook Inc jatuh. Tesla Inc satu-satunya perdagangan saham teknologi utama yang naik 2,9 persen.

Harapan pemulihan ekonomi dengan adanya vaksin pada tahun ini mendorong indeks utama Wall Street ke rekor tertinggi pada akhir Desember lalu. Sejumlah sektor yang sebelumnya tertinggal, termasuk bank, industri dan energi, memicu reli.

AmerisourceBergen Corp naik 8,6 persen setelah grosir obat AS mengatakan akan membeli bisnis distribusi obat Walgreens Boots Alliance seharga USD 6,5 miliar untuk berkembang di Eropa. Komponen Dow Walgreens ikut naik 4,5 persen.

Volume di bursa AS mencapai 16,6 miliar saham pada hari Rabu. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 11,39 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (*)

 

Leave a Comment