Saham Oracle Turun dan Harga Minyak Melonjak, Wall Street Anjlok

Pada perdagangan Selasa (12/9/2023), indeks saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ditutup anjlok. Hal itu disebabkan oleh turunnya saham Oracle sebesar 13 persen serta melonjaknya harga minyak.

Mengutip Reuters, Rabu (13/9/2023), S&P 500 turun 0,57 persen menjadi 4.461,91 poin. Nasdaq turun 1,04 persen menjadi 13.773,62 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,05 persen menjadi 34.645,99 poin.

Harga minyak melonjak lebih dari 1 persen, melanjutkan reli baru dan memicu kekhawatiran bahwa inflasi yang tinggi dapat menyebabkan suku bunga AS tetap tinggi.

“Masyarakat sedikit khawatir mengenai kenaikan harga energi yang cukup agresif dalam beberapa pekan terakhir dan hal ini menciptakan beberapa kekhawatiran menjelang bulan November,” kata Ketua Great Hill Modal LLC Thomas Hayes.

Di sisi lain, investor sedang menunggu data indeks harga konsumen bulan Agustus yang dirilis pada Rabu dan pembacaan harga produsen yang dijadwalkan pada Kamis, untuk mengukur prospek suku bunga AS menjelang pertemuan Fed pada 20 September.

Pengusaha melihat peluang sebesar 93 persen untuk suku bunga tetap pada level saat ini di bulan September. Namun hanya ada kemungkinan sebesar 56 persen untuk jeda pada pertemuan bulan November, menurut CME FedWatch Tool.

“Semua masukan yang kami peroleh antara saat ini dan pertemuan bulan November akan menjadi penting, terutama yang terkait dengan inflasi. Sehingga laporan CPI besok akan menjadi sangat penting,” kata Kepala Strategi Pasar B Riley Wealth Art Hogan.

Investor juga akan memantau keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa pada Kamis, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga setelah sembilan kenaikan berturut-turut.

DIPREDIKSI MENGUAT

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan Rabu (13/9). Pada perdagangan Selasa (12/9), IHSG ditutup melemah 29,423 poin atau 0,42 persen ke level 6.933,969.

Analis Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menjelaskan jika bertahan di atas MA2O, IHSG menjaga peluang rebound terbatas ke kisaran 6.950-6.960 di Rabu. Secara teknikal, Stochastic RSI mengindikasikan oversold pada IHSG.

“Terlepas dari faktor teknikal, pergerakan IHSG pada pekan ini dibayangi oleh antisipasi sejumlah data ekonomi penting. Dari eksternal, inflasi AS diperkirakan naik ke 3,6 persen yoy di Agustus 2023 dari 3,2 persen yoy di Juli 2023,” kata Alrich, Rabu (13/9).

Menurut Alrich, kenaikan inflasi ini kembali memicu spekulasi kenaikan The Fed Rate di FOMC November 2023. Terkait kebijakan moneter, The Fed dijadwalkan rilis hasil FOMC di 20 September 2023 dan ECB dijadwalkan rilis pada 14 September 2023.

Dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi penurunan nilai ekspor dan impor di Agustus 2023 yang diperkirakan lebih dalam dibanding penurunan di Juli 2023.

Sementara itu, tim analis MNC Sekuritas memperkirakan pergerakan IHSG sudah mengenai target penguatan ideal yang kami berikan di 6.974. Posisi IHSG di 6.900 sebagai support terdekatnya bisa dicermati.

“IHSG akan rawan terkoreksi untuk menguji rentang 6.737-6.846. Namun, apabila IHSG masih bertahan di atas 6.900, maka IHSG berpeluang berbalik menguat ke rentang 6.950-6.974 kembali,” tulis MNC Sekuritas dalam risetnya.

Kemudian, Alrich mengungkapkan pasar dapat mencermati peluang bullish continuation pada BRPT, serta potensi rebound pada AKRA, DSNG, ERAA, PGAS, PGEO, BRIS dan BSDE.

Sedangkan tim analis MNC Sekuritas merekomendasikan saham ELSA, EXCL, MARK dan SMRA. (*)

 

 

Leave a Comment