Rilis Data Ekonomi AS Membuat Wall Street Berakhir Menguat

DATA ekonomi lebih baik dari perkiraan, meredakan kekhawatiran resesi tanpa meningkatkan kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed pekan depan. Hal itu berimbas pada perdagangan Kamis (14/9/2023), dimana indeks saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup menguat.

Dikutip dari Reuters, S&P 500 naik 0,84 persen mengakhiri sesi pada 4.505,17 poin. Nasdaq menguat 0,81 persen menjadi 13.926,05 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 0,96 persen menjadi 34.907,51 poin.

SoftBank’s Arm (ARM.O) bernilai hampir USD 60 miliar dalam debut yang kuat di Nasdaq. Saham perancang chip tersebut melonjak hampir 25 persen pada hari pertama perdagangannya.

HP (HPQ.N) turun 1,8 persen setelah Berkshire Hathaway (BRKa.N) milik Warren Buffett menjual sekitar 5,5 juta saham perusahaan tersebut. Moderna (MRNA.O) naik 3,9 persen setelah panel penasihat regulator Eropa merekomendasikan otorisasi vaksin COVID-19 terbaru dari perusahaan tersebut.

Visa (V.N) tergelincir lebih dari 2 persen setelah perusahaan mengatakan sedang terlibat dengan pemegang saham Kelas B dalam proposal untuk mengkonversi saham mereka ke Kelas C atau Kelas A.

Analis Strategi Investasi di Baird, Ross Mayfield, menjelaskan penjualan ritel naik lebih dari perkiraan pada Agustus karena kenaikan harga BBM, sementara klaim awal tunjangan pengangguran negara meningkat menjadi 220,000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 9 September.

Harga produsen bulanan untuk permintaan akhir naik 0,7 persen bulan lalu, berlawanan dengan ekspektasi kenaikan 0,4 persen. Secara tahunan, angka tersebut meningkat 1,6 persen dibandingkan perkiraan kenaikan 1,2 persen.

“Data ekonomi hari ini menegaskan jalan menuju soft landing, namun tidak terlalu panas sehingga The Fed berpikir mereka mungkin perlu melakukan beberapa kenaikan suku bunga lagi. Secara keseluruhan, ini cukup bullish,” jelasnya.

Baca Juga:   3 Asas Penting Dalam Mengelola Modal Investasi Saham

Para investor melihat peluang sebesar 97 persen bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil pada pertemuan kebijakan 20 September dan hampir 67 persen kemungkinan untuk jeda lebih lanjut pada November, menurut CME FedWatch Tool.

Citigroup memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada November, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya mengenai kenaikan suku bunga pada bulan September.

Volume di bursa AS adalah 10,0 miliar lembar saham yang diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 9,9 miliar lembar saham pada 20 sesi sebelumnya.

DIPREDIKSI MENGUAT

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan Jumat (15/7). Pada perdagangan Kamis (14/7), IHSG menguat 23,856 poin atau 0,34 persen ke level 6.959,333.

Analis Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menuturkan IHSG berpotensi lanjutkan rebound ke kisaran 6.980 di Jumat. Secara teknikal, bersamaan dengan penguatan pada Kamis, IHSG membentuk pola morning star doji dan kembali ke atas MA20 dengan Stochastic RSI berada pada oversold area.

“Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi Neraca Perdagangan Indonesia yang diperkirakan tetap surplus, namun dibayangi penurunan nilai ekspor dan impor yang lebih dalam dari Juli 2023,” kata Alrich, Jumat (15/7).

Dari eksternal, IHSG dipengaruhi oleh hasil pertemuan European Central Bank (ECB) dan data-data ekonomi AS. Data ekonomi AS meliputi penjualan ritel dan initial jobless claims.

Alrich menyebut pertumbuhan penjualan ritel diperkirakan melambat, sementara initial jobless claims diperkirakan naik. Kondisi ini diyakini menambah tekanan bagi The Fed untuk lebih akomodatif di FOMC September 2023.

“Dari regional, Tiongkok dijadwalkan merilis data-data ekonomi penting, termasuk harga properti, investasi aset tetap, produksi industri dan penjualan ritel,” tutur Alrich.

Baca Juga:   Bingung Seleksi Saham Prospektif? Gunakan Stock Screener

Senada, Analis Bina Artha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan IHSG akan menguji resisten Fibonacci berikutnya di level 6.995 apabila hari ini menembus ke atas 6.975. Namun jika IHSG tetap di bawah 6.975, maka dapat melemah untuk menguji kembali support 6.900.

“Level support IHSG berada di 6.900, 6.869 dan 6.846, sementara level resisten-nya di

6.995, 7.020 dan 7.058. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish,” tulis Ivan dalam risetnya.

Alrich merekomendasikan saham-saham di antaranya BBCA, BBRI, PGEO, ADRO, ITMG, INDY, BRMS dan AUTO. Sedangkan top picks saham dari Ivan yaitu AMRT, AKRA, BBCA, dan TKIM. (*)

 

Leave a Comment