Di minggu terakhir 2019, Rupiah membukukan penguatan terhadap Dolar AS. Dalam penutupan pasar pada hari Jumat (27/Desember) lalu, USD/IDR diperdagangkan di kisaran 13,945. masih di kisaran rendah yang terbentuk sejak tanggal 6 Desember.
Total penguatan Rupiah terhadap Dolar AS di 2019 mencapai 2.47 persen. Kinerja positif mata uang Garuda di akhir tahun ini diprediksi akan berlanjut tahun 2020 mendatang. Goldman Sachs, salah satu bank kawakan dunia, menjadi salah satu yang memprospek pandangan tersebut.
Dilansir dari CNBC, Zach Pandl selaku anggota tim analis Goldman Sachs optimis bahwa ada peluang besar bagi mata uang Indonesia di tahun depan. Menurutnya. Rupiah akan menerima untung dari yield yang relatif tinggi, stabilitas makroekonomi dalam negeri, serta kondisi global yang diperkirakan akan membaik.
“Jika investor berinvestasi dan mengetahui bahwa Indonesia punya yield yang cukup tinggi, maka dengan didamping kondisi makroekonomi dan pertumbuhan global yang beranjak stabil, ini (aset-aset di Indonesia) menurut kami akan menarik untuk dimainkan,” kata Pandl.
Berdasarkan data dari Refinitiv, yield obligasi Indonesia bertenor 10 tahun lebih unggul dibandingkan sejumlah negara berkembang lain di Asia. Rabu pekan lalu, yield obligasi Indonesia tembus 7.201%, lebih unggul dari India. Malaysia dan Filipina–yang terbilang dekat secara geografis dengan Indonesia–pun masih kalah dengan Indonesia.
Pandl juga mengungkapkan bahwa hal implisit yang tersirat jika mendengar kata Indonesia, adalah tentang stabilitas. Pertumbuhan Indonesia dinilainya stabil dan didukung oleh deskripsi pemerintahan yang cukup bagus. Bank sentral Indonesia pun disebut Pandl sebagai bank yang gigih mempertahankan stabilitas kurs mata uangnya.
Prediksi BI
Di sisi lain, BI sebagai bank sentral Indonesia sendiri memperkirakan bahwa Rupiah akan stabil dengan kecenderungan menguat terhadap Dolar AS di tahun 2020. Menurut prediksi BI, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan sebesar Rp 13,900-14,300 di tahun 2020.
Sedangkan untuk angka Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB), BI memperkirakan persentase 5.1% hingga 5.5% tahun depan.
“Kalau akhir 2018 Rp14,173 per dolar AS, untuk tahun 2019 kami perkirakan Rp14.000-14.400, dan kami memperkirakan pada 2020 Rp 13.900-14.300,” kata Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior BI yang dikutip dari Detik Finance.