Ketua The Fed Jerome Powell kembali menekankan bahwa bank sentral akan lebih fleksibel dan sabar dalam menyusun kebijakan moneter. Bahkan, pihaknya tak akan ragu untuk mengubah kebijakan jika Outlook ekonomi dinilai memburuk.
“Kami sedang menunggu dan mengawasi” kata Powell dalam diskusi panel di Economic Club of Washington DC.
Ketika ditanya mengenai proyeksi kenaikan suku bunga dua kali yang sudah dirancang oleh The Fed untuk tahun 2019 ini, Powell menjawab bahwa rencana kenaikan suku bunga (Rate Hike) tersebut bukanlah rencana yang tetap. Dua kali kenaikan masih sebuah “Forecast”, yang artinya, hal itu bersifat kondisional dengan pertimbangan apabila Outlook 2019 memang sangat kuat.
Dorongan Inflasi Mengendur
Powell mengatakan bahwa data ekonomi AS masih berada dalam momentum yang bagus. Namun, aksi jual di pasar saham menunjukkan kekhawatiran mengenai risiko ke arah penurunan. Dari situ, The Fed akan lebih bersabar dalam menaikkan suku bunga, selain karena inflasi juga sedang “rendah dan di bawah kontrol”.
Komentar Powell tersebut menggaungkan pidato para pejabat The Fed lainnya, serta notulen rapat FOMC bulan Desember yang diterbitkan Kamis (10/Januari) kemarin. Sebagai informasi, notulen rapat FOMC (FOMC Minutes) tersebut menyebutkan bahwa sejumlah anggota rapat tak menghendaki Rate Hike di tahun 2019 ini.
Alasannya, dorongan kenaikan inflasi mulai melemah. Selain itu, perlambatan global membuat kebijakan moneter tahun ini bakal tak sejelas tahun lalu. Oleh sebab itu, kenaikan suku bunga tahun ini harus melalui lebih banyak pertimbangan.
Komentar James Bullard
Sedangkan salah seorang pejabat The Fed lain yang meragukan kenaikan suku bunga adalah James Bullard. Dalam kesempatan terpisah dengan Powell, presiden The Fed untuk wilayah St. Louis tersebut mengungkapkan bahwa ia adalah salah seorang dari sedikit anggota FOMC yang menolak kenaikan suku bunga pada Desember 2018 ini. Menurut Bullard, kenaikan suku bunga AS saat ini sudah sedikit melampaui batas.
Tagged With : suku bunga as • the fed