Perbandingan Obligasi dan Reksa Dana, Mana yang Lebih Untung?

Pemerintah sering menerbitkan obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN) sebagai upaya untuk menjaring pendanaan bagi pembangunan. Bagi investor, keberadaan obligasi itu sendiri menjadi pilihan investasi yang aman dan menghasilkan bunga yang menguntungkan.

Kita mengenal sedikitnya dua cara untuk berinvestasi dalam obligasi, yakni melalu reksa dana atau langsung ke dalam obligasi. Masing-masing membawa konsekuensi berbeda.

Perbandingan Obligasi dan Reksa Dana

Investasi Obligasi

Obligasi pada dasarnya merupakan surat utang. Ketika seorang investor membeli obligasi, ia meminjamkan uangnya kepada penerbit obligasi. Oleh karena itu, sang investor berhak memperoleh imbal hasil berupa kupon bernilai persentase tertentu sebagai balas jasa. Penerbit obligasi harus membayarkan bunga kupon secara berkala kepada investor, dengan frekuensi sesuai yang telah ditentukan dalam penawaran awal obligasi.

Skema ini menjadikan obligasi sebagai instrumen pendapatan tetap. Investor harus siap menanamkan modalnya secara lump sum dalam suatu obligasi hingga jatuh tempo. Jangka waktu obligasi bervariasi mulai dari 1 tahun hingga 50 tahun. Selama jangka waktu itu, investor akan memperoleh kupon bunga setiap bulan, triwulanan, semesteran, atau tahunan (sesuai dengan ketentuan dalam penawaran awal obligasi terkait).

Investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap

Kita juga dapat berinvestasi pada obligasi melalui reksa dana pendapatan tetap. Ketika berinvestasi dalam obligasi secara langsung, kita harus membeli satu unit utuh sesuai dengan minimal pembelian yang ditentukan. Namun, investasi dalam setiap unit reksa dana mewakili suatu portofolio terdiversifikasi yang terdiri atas beragam obligasi.

Manajer Investasi yang mengelola reksa dana tersebut akan menerima pendapatan dari kupon obligasi, kemudian mengkalkulasikannya dalam Nilai Aktiva Bersih (NAB). Keuntungan investor dari reksa dana akan diperoleh dari pertumbuhan NAB per unit penyertaan, dan bukan dari kupon obligasi secara langsung. Hal ini menjadikan reksa dana lebih fleksibel daripada obligasi.

Baca Juga:   3 Jenis Biaya Atas Investasi Reksadana Anda

Investor dapat berinvestasi dalam reksa dana secara mencicil rutin (Dollar Cost Averaging). Reksa dana juga tidak memiliki jatuh tempo tertentu, sehingga investor dapat menarik dananya sewaktu-waktu.

Mana yang Lebih Menggiurkan?

Mengingat reksa dana pendapatan tetap memiliki basis portofolio obligasi, maka imbal hasil atau keuntungan keduanya sebenarnya sebanding. Atau dengan kata lain, tak dapat dikatakan yang satu lebih untung daripada yang lain. Tapi karakteristik perbedaan obligasi dan reksa dana menjadikannya cocok untuk kelompok investor yang berbeda.

Obligasi lebih cocok untuk mereka yang berkocek tebal, karena ada jangka waktu yang lama dan tiap obligasi memiliki syarat minimal investasi yang cukup tinggi. Investasi dalam Surat Berharga Negara ritel seperti Sukuk Ritel dan ORI hanya dapat dibeli dengan modal minimal Rp1 juta. Sedangkan obligasi pemerintah dan korporat lainnya dapat mematok syarat minimal pembelian hingga beberapa puluh juta.

Reksa Dana Pendapatan Tetap dapat dijadikan andalan oleh beragam jenis investor, baik mereka yang bermodal rendah ataupun melimpah. Banyak aplikasi investasi reksa dana online menyajikan opsi ini dengan modal awal minimal hanya Rp10 ribu dan bebas biaya administrasi.

Tagged With :

Leave a Comment