Pada perdagangan hari Selasa (6/9/2022), indeks utama Wall Street ditutup melemah. Penurunan ini disebabkan para pelaku pasar mengamati data ekonomi baru di tengah perdagangan yang bergejolak, setelah liburan Hari Buruh AS dan liburan musim panas.
Mengutip Reuters pada Rabu (7/9), Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 173,14 poin (0,55 persen) ke 31.145,3. S&P 500 (.SPX) kehilangan 16,07 poin (0,41 persen) menjadi 3.908,19, dan Nasdaq Composite turun 85,96 poin (0,74 persen) ke 11.544,91.
Di antara sektor S&P utama, saham energi (.SPNY) dan layanan komunikasi (.SPLRCL) memiliki kinerja buruk, sedangkan saham utilitas defensive (.SPLRCU) dan real estat (.SPLRCR) naik.
S&P turun hampir 18 persen sepanjang tahun ini, sementara Nasdaq telah turun lebih dari 26 persen akibat kenaikan suku bunga yang merugikan teknologi megacap dan saham growth stocks.
Nasdaq mengalami kerugian tujuh hari berturut-turut. Ini merupakan penurunan beruntun terpanjang sejak November 2016.
Sebuah survei dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan industri jasa AS meningkat pada Agustus, dua bulan berturut-turut di tengah pertumbuhan permintaan lapangan kerja yang lebih kuat. Sementara kemacetan pasokan dan tekanan harga mereda.
Angka dari S&P Global menunjukkan indeks manajer pembelian sektor jasa jauh dari estimasi awal di bulan Agustus. Data sektor jasa ini memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi.
“The Fed telah mengirim kami sehingga sangat bergantung pada data, sehingga investor akan melihat setiap informasi yang keluar tidak hanya secara mutlak, namun mencoba simpulkan apa artinya jika the Fed memenuhi,” ujar wakil kepala investasi di BMO Family Office, Carol Schief.
Carol menambahkan, “Salah satu hal yang membingungkan investor adalah sangat sedikit untuk mendorong pasar naik atau turun dengan kuat”.
Pelaku pasar mencermati peluang 74 persen dari kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga berturut-turut pada pertemuan kebijakan Fed akhir bulan ini, menurut CME’s Fed Watch Tool.
Fokusnya adalah, pidato Ketua Fed Jerome Powell pada hari Kamis (8/9), serta data harga konsumen AS minggu depan sebagai petunjuk arah kebijakan moneter.
Pada September ini, perdagangan pasar dimulai melemah. Ini memperpanjang penurunan yang dimulai pada akhir Agustus, karena komentar hawkish dari pembuat kebijakan Fed dan data yang menandakan momentum ekonomi AS menaikkan kekhawatiran lonjakan suku bunga yang agresif.
DIPREDIKSI MELEMAH
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (7/9). Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat di level 7,233.15 (+0.01 persen)
Research Analyst Artha Sekuritas, Dennies Christopher, memprediksi indeks saham akan melemah pada perdagangan hari ini dan menguji di level 7,193-7,213. Dia juga memperkirakan IHSG akan berada di titik tinggi 7,270-7,307.
“IHSG diprediksi melemah, candlestick membentuk shooting star dengan volume tinggi mengindikasikan potensi pelemahan,”tulis Dennies dalam prediksinya, Rabu (7/9).
Pelemahan akan didorong melalui aksi profit taking. Di sisi lain, investor akan mencermati beberapa data ekonomi seperti cadangan devisa Indonesia serta neraca perdagangan dari China dan AS.
Saham yang direkomendasikan Dennies adalah WIKA. Meskipun akan mengalami koreksi, namun WIKA masih bertahan di atas level support.
WIKA
Technical Indicators: Buy Buy: 1,070 Target price: 1,150-1,170 Stop loss: 1,045
Hal serupa juga diungkapkan pengamat pasar modal dari MNC Asset Management, Edwin Sebayang. Menurut dia, IHSG diperkirakan melemah pada perdagangan hari ini.
“Suasana kurang kondusif menyelubungi Bursa Indonesia Rabu ini. Mulai dari kembali turunnya Indeks DJIA di hari ke 2 sebesar -0.55 persen serta Indeks saham teknologi Nasdaq turun di hari ke 7 sebesar -85.95 poin atau -0.74 persen,” ungkap Edwin dalam prediksinya, Rabu (7/9).
Tak hanya itu, potensi melemahnya IHSG juga dipicu turunnya harga sejumlah komoditas mulai dari CPO, emas, minyak mentah, hingga batu bara.
Saham-saham yang direkomendasikan Edwin adalah ADRO, UNTR, ITMG, MEDC, PGAS.
ADRO
Technical indicators: strong buy Buy: 4,040 Target price: 4,240 Stop loss: 3,840
UNTR
Technical indicators: strong buy Buy: 35,500 Target price: 37,300 Stop loss: 33,700
ITMG
Technical indicators: strong buy Buy: 44,175 Target price: 46,400 Stop loss: 41,950
MEDC
Technical indicators: strong buy Buy: 995 Target price: 1,05 Stop loss: 950
PGAS
Technical indicators: strong buy Buy: 1,965 Target price: 2,060 Stop loss: 1,860.