Pasca Serangan AS ke Iran, Wall Street Ditutup Melemah

Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Jumat (3/1) lalu. Dikutip dari Reuters performa Wall Street jeblok setelah adanya serangan udara Amerika Serikat (AS) di Irak.

Kondisi tersebut menyebabkan ketegangan di Timur Tengah meningkat. Selain itu, manufaktur di AS juga melemah sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi.

Pelemahan yang terjadi pada Jumat (3/1) menempatkan indeks S&P 500 berakhir merah untuk minggu ini, menghentikan rekor kenaikan beruntun dalam lima minggu terakhir.

Permintaan untuk aset lindung nilai atau safe haven memang melonjak ketika Iran bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan Qassem Soleimani, Kepala Pasukan Elit Iran Quds, dalam serangan udara yang disetujui Presiden AS Donald Trump.

Pukulan bagi pasar saham Negeri Paman Sam tersebut berlanjut setelah data dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan bahwa aktivitas pabrik di AS pada bulan Desember paling rendah dalam lebih dari satu dekade.

“Ada aktivitas manufaktur yang melemah dan kemudian Anda memiliki percikan geopolitik,” kata Michael Antonelli, ahli strategi pasar di Robert W. Baird di Milwaukee. “Itu di atas sentimen bahwa pasar telah overbought.”

Di antara sektor S&P 500, saham bank menjadi pemberat setelah turun 1,6 persen. Ini terjadi setelah yield US Treasury berada ke level terendah sejak 12 Desember lalu.

Saham maskapai penerbangan juga jatuh karena harga minyak melonjak sekitar 3 persen. Saham American Airlines Group Inc (AALO) turun 5,0 persen dan saham United Airlines Holdings Inc (UALO) turun 2,1 persen.

Di antara 11 sektor utama S&P 500, hanya real estate SPLRCR dan utilitas SPLRCU yang dianggap sebagai permainan defensif sehingga berakhir lebih tinggi.

Namun di sisi lain, perusahaan pertahanan A.S. melompat karena berita tentang serangan udara yang menewaskan Soleimani. Saham Northrop Grumman Corp (NOC.N) naik 5,4 persen dan saham Lockheed Martin Corp (LMTN) naik 3,6 persen. Keduanya memberikan dorongan terbesar untuk S&P 500.

Sementara itu Dow Jones Industrial Average .JJI turun 233,92 poin, atau 0,81 persen menjadi 28.634,88. Indeks S&P 500 .SPX kehilangan 23 poin, atau 0,71 persen menjadi 3.234,85.

Sedangkan Nasdaq Composite .IXIC turun 71,42 poin, atau 0,79 persen menjadi 9.020,77. Selama satu pekan, Dow turun 0,04 persen, S&P 500 turun 0,17 persen dan Nasdaq naik 0,16 persen.

Di antara faktor pendorong, saham Tesla Inc (TSLA.O) mencapai rekor tertinggi dan berakhir naik 3,0 persen setelah pembuat mobil itu pengiriman kendaraan pada kuartal keempat melebihi perkiraan pasar.

Saham Lamb Weston Holdings Inc (LWN) juga melonjak 11,3 persen, menjadi persentase kenaikan terbesar pada S&P 500 setelah hasil kuartalan pemasok makanan beku tersebut juga melampaui perkiraan.

Sedangkan saham ritel L Brands Inc (LBN) naik 7,8 persen setelah Bank of America menaikkan peringkatnya pada saham perusahaan.

Volume perdagangan di Wall Street mencapai 7,47 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan rata-rata perdagangan saham selama 20 hari terakhir sebanyak 6,87 miliar saham.

 

Leave a Comment